Berita Blora

Jumlah Perajin Keripik Tempe Blora Sisa 20 Orang, Jatuh Bangun Cari Pelanggan

Perajin keripik tempe di kelurahan Kedungjenar Kecamatan Blora, Kabupaten Blora masih terus bertahan dan bersaing secara sehat memikat pelanggan. 

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Daniel Ari Purnomo
Ahmad Mustakim
perajin keripik tempe di kelurahan Kedungjenar Kecamatan Blora, Kabupaten Blora masih terus bertahan dan bersaing secara sehat memikat pelanggan. 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Perajin keripik tempe di kelurahan Kedungjenar Kecamatan Blora, Kabupaten Blora masih terus bertahan dan bersaing secara sehat memikat pelanggan. 

Keripik tempe yang dikenal gurih dan renyah itu bisa bertahan hingga beberapa hari dalam kemasan.

Maka tak heran jika cukup dikenal baik di dalam dan luar Kabupaten Blora. 

Baca juga: Produksi Perajin Tahu dan Tempe di Kudus Turun 30 Persen Karena Harga Kedelai Tinggi

Tidak sekadar untuk cemilan keluarga tetapi juga untuk buah tangan (oleh-oleh khas Blora) bagi kerabat, kawan dan mitra kerja. 

Ketua paguyuban perajin keripik tempe Kelurahan Kedungjenar, Wanti Sulistyana, menjelaskan sejatinya jumlah perajin lebih kurang ada 45.

Tetapi yang masih aktif saat ini tinggal sekitar 20 perajin dengan aneka nama kemasan produk. 

Sebagian perajin memilih berinovasi tidak hanya membuat keripik tempe, namun ada yang beralih membuat kering tempe, rengginang serta memasarkan egg roll. 

“Jumlah perajin lebih kurang ada 45, tetapi yang masih aktif saat ini tinggal sekitar 20 perajin, sebagian berinovasi dengan produk olahan lainnya, seperti saya membuat kering tempe, rasanya pedas, manis, gurih," ungkapnya di Blora, Senin (29/5/2023). 

"Saya beri Makan Janji, saya juga mempromosikan melalui instagram,” tambahnya. 

Menurutnya, pasca pandemi Covid-19, penjualan keripik tempe berangsur pulih, meski tidak selaris sebelum pandemi Covid-19. 

“Berangsur pulih, lebaran kemarin juga saya amati banyak yang laku meskipun tidak sebanyak sebelum pandemi Covod-19, pelanggan sudah mulai memesan keripik tempe. Alhamdulillah bisa menambah penghasilan keluarga,” terangnya. 

Wanti mengaku, selain harga kedelai yang naik turun, kebutuhan minyak goreng kemasan dan aneka bumbu menjadi faktor penentu penjualan keripik tempe

“Kita pakai minyak goreng kemasan, bukan curah. Itu mempengaruhi harga keripik tempe menjadi Rp8.000,00/bungkus. Sebelumnya Rp6.000,00/bungkus,” jelasnya. 

Wanti pun bersyukur atas perhatian dari pemerintah kabupaten Blora yang terus mendorong dan memotivasi para perajin keripik tempe

Beberapa pegawai dinas dan kantor sering memesan keripik tempe.   

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved