Berita Nasional
Toko Buku Gunung Agung Selangkah Lagi Tinggal Kenangan, Ini Sejarah Masa Kejayaan Hingga Runtuh
Toko Buku Gunung Agung selangkah lagi tinggal kenangan. Sebab seluruh cabang atau outlet toko bukunya akan resmi ditutup pada 2023.
Haji Masagung kemudian mendirikan Firma Gunung Agung yang lini bisnis utamanya adalah importir buku dari luar negeri.
Usaha lainnya Firma Gunung Agung adalah menjadi penerbit buku. Bisnisnya terus membesar, ia bahkan mendirikan Toko Buku Gunung Agung di Kwitang Jakarta Pusat dalam satu bangunan besar empat lantai.
Baca juga: Didepak dari Dirut Pabrik Buku Tulis Gelatik Kembar, Tony Gugat Dua Saudaranya
Kepiawaian Haji Masagung dalam bisnis buku tak lepas dari pergaulannya yang dekat dengan kalangan penulis, cendekiawan, hingga para jurnalis.
Ia juga seorang sosok yang acap kali menyelenggarakan pameran buku yang sukses mendapatkan sambutan hangat masyarakat luas.
Sejak tahun 1986, pewaris bisnis Haji Masagung diteruskan anak-anaknya, yakni Putra Masagung, Made Oke Masagung, serta Ketut Masagung.
Namun sepeninggal ayah mereka, bisnisnya kemudian terbagi-bagi.
Karena alasan sakit, Putra Masagung mundur dari Grup Gunung Agung. Ia memilih konsentrasi di bisnis toko buku saja, Toko Buku Gunung Agung.
Tak lama berselang, giliran si bungsu Ketut Masagung juga memilih mundur dari bisnis Grup Gunung Agung dengan mendirikan toko buku sendiri, Toko Buku Walisongo.
Toko Buku Walisongo berfokus pada penjualan buku-buku islami. Lokasi Toko Buku Walisongo pun masih berada di bilangan Kwitang tak jauh dari Toko Buku Gunung Agung.
Baca juga: Iseng Cuit di Twitter, Perpustakaan Desa Nglarohgunung Blora Dapat Buku dari Gibran Rakabuming Raka
Sepeninggal dua saudaranya, di tangan Made Oka Masagung, Grup Gunung Agung mengembang cepat.
Gurita bisnisnya mulai dari ke sektor jasa keuangan dengan memiliki Bank Arta Prima, money changer (Ayumas Gunung Agung), perusahaan investasi, dan properti serta pertambangan.
Hanya tangan bisnis Made Oka tak sedingin ayahnya. Kelewat ekspansif membuat bisnis Gunung Agung tertambat banyak masalah.
Padahal di awal berdirinya, sejumlah nama besar ikut tercatat sebagai pemegang saham Gunung Agung. Misalnya Mohammad Hatta, H.B. Jassin, dan Adinegoro.
Soal keterpurukan bisnis Grup Gunung Agung ini ditandai dengan kisah Made Oka MasAgung, sang pemilik, menjual 80 persen sahamnya kepada PT Kosgoro.
Langkah itu dilakukan lantaran kelompok usaha yang didirikan ayah Oka, Haji MasAgung tersebut terbelit utang sampai Rp 450 miliar.
Baca juga: Minat Baca Buku Terus Menurun, Pemilik Toko Buku Samudera: Sejak Ada Internet
| Beredar Surat Pemecatan Gus Yahya, Waketum: Bukan Surat Resmi PBNU |
|
|---|
| 'Dulu Kritik Tambang, Sekarang Ribut', Mahfud MD Respons Pergolakan PBNU |
|
|---|
| Ihwal Dinamika PBNU, Waketum Amin Said Husni: Jalan Satu-satunya Islah |
|
|---|
| Katib Syuriah PBNU: Ultimatum Rais Aam Tak Lazim, Islah Paling Rasional |
|
|---|
| Sofwan PDIP Harap RUU Komoditas Strategis Bangkitkan Industri Tembakau Nasional |
|
|---|