Berita Pati
Masjid dan Gereja Berhadapan, Begini Potret Kerukunan Umat Islam dan Kristen di Pati Saat Paskah
Di gang tersebut, ada masjid dan gereja yang letaknya saling berhadapan, yakni Masjid Al-Muqorrobin dan Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Winong.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNMURIA.COM, PATI - Pemandangan damai dan menyejukkan tersaji di Jalan Kolonel Sunandar Gang 06 Desa Winong, Kecamatan/Kabupaten Pati pada momen Paskah yang bersamaan dengan bulan suci Ramadan tahun 2023/1444 H ini.
Di gang tersebut, ada masjid dan gereja yang letaknya saling berhadapan, yakni Masjid Al-Muqorrobin dan Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Winong.
Kedua bangunan tempat ibadah itu terhubung oleh satu kanopi yang sama. Kanopi tersebut menaungi jalan selebar kurang lebih lima meter yang menjadi pembatas kedua tempat ibadah.
Baca juga: Polisi Strelisasi Gereja di Pemalang Jelang Perayaan Paskah, Kapolres: untuk Berikan Rasa Aman
Umat Islam dan Kristen di tempat tersebut menunjukkan toleransi mereka dengan membuat kompromi-kompromi tertentu agar kedua belah pihak bisa menjalankan ibadah masing-masing secara nyaman.
Misalnya pada pelaksanaan Ibadah Jumat Agung, 7 April 2023 ini.
"Ibadah Jumat Agung kami untuk mengenang peristiwa kematian Yesus di atas kayu salib demi menebus dosa manusia. Ibadah Jumat Agung kami laksanakan pukul 07.00 WIB pagi karena siang hari di masjid ada salat Jumat. Dengan demikian dalam Masa Raya Paskah dan Bulan Ramadan kegiatan gereja dan masjid dapat tetap berjalan baik," papar Pendeta GKMI Winong, Didik Hartono.
Didik mengatakan, selama ini pihaknya selalu menjalin komunikasi secara baik dengan Takmir Masjid demi kenyamanan bersama.
Sebelumnya, pelaksanaan ibadah Kamis Putih 6 April lalu juga disesuaikan dengan jadwal ibadah umat Islam pada bulan Ramadan.
Karena Masa Raya Paskah bertepatan dengan bulan Ramadan dan GKMI Winong lokasinya berhadapan dengan masjid, kata Pendeta Didik, maka ibadah Refleksi dan Kamis Putih dilaksanakan lebih awal satu jam, yakni pukul 17.00 WIB.
"Biasanya pukul 18.00. kami majukan jamnya agar nantinya tidak bersamaan waktunya dengan salat tarawih. Ibadah gereja selesai pukul 18.30 WIB. Sehingga ketika masjid melakukan salat tarawih, acara gereja sudah selesai," kata dia.
Tak hanya pihak gereja, pihak masjid juga melakukan kompromi tertentu.
"Biasanya di masjid sebelum azan magrib didahului kumandang tarhim. Namun, karena selama empat hari ini kami ada kegiatan mulai pukul 17.00, maka masjid untuk sementara tidak ada tarhim sebelum azan magrib. Jadi langsung azan dengan pengeras suara saat magrib tiba, tanpa didahului tarhim," ungkap Didik.
Didik bersyukur pihaknya dengan takmir masjid bisa berkomunikasi dengan baik dan saling bertoleransi demi kenyamanan bersama antarumat beragama.
Terpisah, Ketua Takmir Masjid Al-Muqorrobin, Santrimo, mengatakan bahwa selama ini pihaknya memang terbiasa saling menghormati dan menghargai dengan pihak gereja.
"Kami saling toleransi. Tidak pernah ada masalah apa-apa. Saya dengan Pendeta Didik juga biasa duduk bersama di pertemuan RW," kata dia.
Sudewo Tolak Mundur, Demo Besar-besaran Tuntut Bupati Pati Lengser Ricuh |
![]() |
---|
DPRD Pati Bentuk Hak Angket dan Buka Peluang Pemakzulan Bupati Sudewo |
![]() |
---|
Sudewo Batalkan Kenaikan PBB 250 Persen, Warga Pati Tetap Gelar Aksi Demo |
![]() |
---|
YDIB Gelar Vaksinasi Influenza dan Beri Susu untuk Anak Pekerja BRI Pati: Penting Jaga Kesehatan |
![]() |
---|
Viral Warga Pati Temukan Uang Dibungkus Plastik di Kali, Berikut Pengkuan Romdloni |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.