Berita Kudus

Shinta Nuriyah Wahid Tausiyah Keagamaan dan Kebangsaan Ramadan di Kudus

Shinta Nuriyah Wahid menyampaikan tausiyah keagamaan dan kebangsaan di hadapan ratusan warga Kabupaten Kudus, Minggu (2/4/2023). 

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Daniel Ari Purnomo
Saiful Masum
Istri mendiang Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid, DR HC Shinta Nuriyah Wahid menyampaikan tausiyah keagamaan dan kebangsaan di hadapan ratusan warga Kabupaten Kudus, di Kampung Sawah Segaran Undaan Lor, Minggu (2/4/2023). 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Istri mendiang Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid, DR HC Shinta Nuriyah Wahid menyampaikan tausiyah keagamaan dan kebangsaan di hadapan ratusan warga Kabupaten Kudus, Minggu (2/4/2023). 

Tausiyah yang disampaikan istri mendiang Gusdur itu bersamaan dengan kegiatan buka bersama yang diselenggarakan oleh Persaudaraan Antar Ummat Beragama Muria Raya (Permata Raya) di Kampung Sawah Segaran Undaan Lor, Kabupaten Kudus

Melibatkan berbagai komponen keagamaan dan komponen masyarakat di wilayah Kabupaten Kudus. 

Baca juga: Pejabat Dilarang Bukber Puasa, Rapat Pemkot Semarang Maksimal Pukul 17.00, Nasi Kotak Dibawa Pulang

Dalam kesempatan tersebut, Nyai Shinta Nuriyah menyampaikan, kegiatan sahur bersama sudah dijalankannya bersama mendiang suami Gusdur sejak dulu. 

Kata dia, sahur bersama dipilih dalam rangka mengajak masyarakat Muslim untuk berpuasa. Serta mengakrabkan kerukunan masyarakat dari berbagai komponen ummat beragama.

"Saya ajak sahur bersama seluruh komponen yang ada di Indonesia. Bagi yang beragama Islam diharapkan bisa menunaikan ibadah puasa Ramadan dengan baik. Ini bentuk persaudaraan, kecintaan, saling menyayangi satu sama lain," terangnya. 

Nyai Shinta Nuriyah menegaskan, pihaknya memilih kegiatan sahur bersama dari pada buka bersama dengan berbagai alasan. 

Di antaranya, kata dia, buka bersama terkadang diselenggarakan hanya bertujuan untuk menambah banyaknya suara. Bukan mencari esensi dari pada kegiatan buka bersama. 

"Maka dari itu, saya bersama Gusdur merintis kegiatan sahur bersama, bukan buka bersama," ujarnya.

Istri mendiang Gusdur itu menjelaskan, sahur bersama yang dilakukannya mengajak berbagai elemen masyarakat. Termasuk kaum dhuafa, hingga masyarakat secara umum. 

Meski kegiatan dilakukan dalam momentum Ramadan, pihaknya ingin mengaplikasikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dengan mengakrabkan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Dia bercerita, selama menjalankan program sahur bersama, Nyai Shinta Nuriyah pernah sahur bersama dengan para pekerja kasar (kuli bangunan). Sahur bersama masyarakat di bawah kolong jembatan dengan warga yang tidak punya tempat tinggal. 

Selain itu, lanjut dia, Nyai Shinta juga pernah sahur di pasar bersama pedagang pasar yang harus meruput sejak pagi buta. Sahur bersama pengamen di jalanan. Sahur bersama tukang becak di terminal dan alun-alun.

Hingga sahur bersama dengan berbagai lapisan masyarakat tanpa terkecuali. 
 
"Terkadang, saya sahur di halaman gereja atau klenteng," tuturnya. 

Nyai Shinta berharap, masyarakat Indonesia tetap menjaga keutuhan NKRI. Menjaga keutuhan Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Indonesia. 

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved