Serba serbi Ramadan 1444 H

Ngangklang ala Ngareanak Kendal, Pemuda Jalan Kaki 2 Km dan Lantunkan Pepiling Jelang Sahur

Pemuda Dusun Ngareanak, Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal memiliki tradisi tersendiri jelang sahur selama bulan Ramadan.

Editor: Muhammad Olies
Tribun Jateng/Deni Setiawan
Tujuh pemuda berjalan kaki menyusuri jalanan perkampungan sembari membunyikan alat musik jelang sahur di Dusun Ngareanak, Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Minggu (2/4/2023). Ini adalah ngangklang, tradisi pemuda Ngareanak tiap Ramadan. 

TRIBUNMURIA.COM, KENDAL – Pemuda Dusun Ngareanak, Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal memiliki tradisi tersendiri jelang sahur selama bulan Ramadan.

Mereka seakan menjadi ‘alarm’ bagi warga muslim untuk segera bangun dan menyiapkan menu yang hendak disantap saat sahur bersama keluarga.

Seperti yang terlihat pada hari ke 11 Ramadan, Minggu (2/4/2023).

Sekira pukul 02.00, satu persatu pemuda berkumpul di halaman Musala Al Hikmah RT 01 RW 04 Ngareanak.

Total ada tujuh pemuda yang kali ini bergabung.

Mereka adalah Wawan, Didik, Bagas, Vanda, Noval, Arga, dan Imam.

Beberapa perlengkapan musik sederhana (ala kadarnya) pun telah mereka siapkan.

Seperti tamborin, bolero, marawis, kecrek, kentongan, hingga jerigen-galon air isi ulang yang disusun dan diikat menggunakan potongan ban bekas.

Berbekal beberapa alat musik itu, mereka lantas memulai tugasnya berkeliling kampung.

Baca juga: Remaja di Pati Konvoi Bangunkan Sahur Sambil Mainkan Senjata Tajam, Akhirnya Diciduk Polisi

Sebagai awalan, lantunan musik Jaran Goyang ciptaan Andi Bendol pun diperdendangkan sembari berjalan kaki.

Dari tetabuhan musik itu, suasana yang semula hening, terlebih hawa dingin seusai semalaman hujan pun berubah menjadi riuh.

Sesekali pula, suara musik yang mereka tabuh bersahut-sahutan dengan kampung tetangga.

Inilah ngangklang, tradisi yang tak pernah absen bagi para pemuda di kampung tersebut setiap Ramadan, menjelang waktu sahur.

Aktivitas yang sudah turun temurun dilakukan bahkan di antara mereka pun tak mengetahui secara pasti kapan tradisi itu dimulai dan oleh siapa.

Ini adalah cara mereka berkeliling membangunkan warga untuk sahur, bukan menggunakan alat pengeras suara, melainkan menggunakan alat musik sederhana.

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved