Berita Kudus

Jajanan Tradisional Intip Ketan, Kuliner Klangenan Warga Kudus saat Dhandhangan sebelum Ramadan

Menikmati sensasi kuliner khas intip ketan, jajanan yang hanya bisa ditemukan saat Dhandhangan yang digelar di Kudus saat jelang Ramadan.

|
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Rezanda Akbar D
Lapak intip ketan milik Elvina, laris manis diserbu pengunjung pasar Dhandhangan di Kabupaten Kudus, Rabu (15/3/2023). Intip ketan merupakan kuliner klangenan warga Kudus saat Dhandhangan --pasar tiban yang digelar menjelang datanganya bulan suci Ramadan. 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Penganan atau jajanan tradisional intip ketan selalu ada setiap gelaran Dhandhangan di Kudus.

Dhandhangan adalah pasar tiban yang digelar setiap menjelang datanganya bulan suci Ramadan.

Lapak intip ketan milik Elvina, laris manis diserbu pengunjung pasar Dhandhangan di Kabupaten Kudus, Rabu (15/3/2023). Intip ketan merupakan kuliner klangenan warga Kudus saat Dhandhangan --pasar tiban yang digelar menjelang datanganya bulan suci Ramadan.
Lapak intip ketan milik Elvina, laris manis diserbu pengunjung pasar Dhandhangan di Kabupaten Kudus, Rabu (15/3/2023). Intip ketan merupakan kuliner klangenan warga Kudus saat Dhandhangan --pasar tiban yang digelar menjelang datanganya bulan suci Ramadan. (TribunMuria.com/Rezanda Akbar D)

Pasar Dhandhangan sempat vakum selama tiga tahun, dampak pandemi Covid-19.

Kini, setelah pandemi Covid-19 melandai, Pemkab Kudus kembali menggelar Dhandhangan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1444 Hijriyah.

Tersedia beragam kuliner khas

Tiap kali digelar Dhandhangan, beragam kuliner khas, baik berupakan penganan maupun minuman, banyak dijual oleh para pelapak.

Tak jarang, sejumlah penganan yang dijajakan hanya pada saat Dhandhangan atau waktu tertentu lainnya.

Dengan kata lain, jajanan khas tersebut tak bisa dijumpai tiap hari.

Beragam kuliner berupa makanan dan minuman juga meramaikan tradisi ini.

Satu di antara jajanan tradisional tersebut adalah intip ketan yang memiliki rasa gurih dan sedikit manis. 

Jajanan tersebut dapat ditemui di salah satunya yaitu di lapak Elvina Kristina sebagai generasi ke-4 penjual intip ketan.

“Intip ketan ini adanya saat Dhandhangan saja. Kalau hari biasa tidak ada, makannya yang menjadikan khasnya tradisi Dhandhangan ya jajanan ini," ucapnya, Kamis (6/3/2023). 

Lantaran tiga tahun sebelumnya Dhandhangan tak digelar, kata Elvina, pada kesempatan kali ini intip ketan yang dijualnya laris manis.

Dagangannya habis hanya dalam tiga jam setelah lapak intip ketan digelar.

"Saat itu membawa tujuh kilo, habis pas Jam 19.00 WIB. Setiap harinya bawa bahan intip ketan dilebihkan," terangnya. 

Bahkan, sebanyak 15 kilogram ketanpun juga ludes terjual tanpa sisa. 

Intip pada umumnya memiliki tekstur keras.

Namun, intip ketan yang dijual Elvina di momen Dhandhangan ini teksturnya lembek.

Setiap ada pembeli yang datang, dengan cekatan Elvina dengan cekatan membuatkan pesanan. 

Elvina hanya butuh waktu 3 menit saja untuk menjadikan satu hidangan. 

Tidak ada minyak dalam proses pembuatan.

Ketan yang dicampur parutan kelapa langsung dituang di atas wajan dengan perapian kecil dari kompor gas.

Bagi pembeli yang ingin menikmati intip ketan dengan sensasi gosong, dia pun melayaninya.

Atau, bagi anak-anak yang suka manis, biasanya ditambahkan gula

Untuk satu intip ketan dijual dengan harga yang sangat terjangkau yakni Rp3.000. 

Namun kebanyakan setiap pelanggan yang datang, membuat pesanan belasan ribu hingga ratusan ribu. 

"Cocoknya dimakan saat masih panas, untuk jadi cemilan dan teman minum kopi hingga teh," katanya. 

Saat mendakati Ramadan, pengunjung Dhandhangan juga bertambah.

Hal itu selaras dengan penjualannya yang terus meningkat perharinya. 

Kelezatan jajanan khas Dhandhangan itu bahkan mengundang pelanggan dari Ibu Kota Jawa Tengah. 

Warga Semarang, Debora, mengaku antusias merasakan jajanan Intip Ketan buatan Elvina sebagai generasi ke empat. 

"Biasanya, intip ketan itu memiliki tekstur yang renyah namun di Kudus ada yang seperti ini (empuk). Ini enak baru pertama ngerasain," ucap Debora. 

Alasan dia mengetahui adanya kuliner ini, lantaran dari temannya yang tinggal di Kabupaten Kudus. 

Sementara itu, Santi, mengaku rindu dengan jajanan berbahan dasar ketan dengan taburan kelapa tersebut. 

Apalagi setelah tiga tahun tidak merasakan kelezatan dari jajanan khas Dhandhangan

"Sudah tiga tahun tidak makanan ini, saya kangen. Rasa gurih dan manisnya saat dimakan hangat-hangat yang bikin rindu," tanggap Santi. (rad) 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved