Mengenang 3 Tahun Pandemi, Fita Maryunani Masih Terngiang Wajah Jenazah Pasien Covid-19

Mantan relawan pemulasaraan jenazah Covid-19, Fita Maryunani mengaku, masih ingat betul saat puncak Covid-19 memaksanya untuk menjadi petugas.

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Iwan Arifianto
Sejumlah petugas melakukan pemakaman jenazah pasien Covid-19 di TPU Jatisari, Mijen, Kota Semarang. 

Kejadian tak terlupakan, lanjut dia, sewaktu menangani jenazah Covid-19 sehari sampai lima kali.

Selain itu, ia ingat sekali saat menangani jenazah perempuan yang meninggal saat isoman di sebuah rumah di dekat pinggir tol Manyaran.

Jenazah perempuan sebatangkara itu tidak terurus.

Anak mereka yang berada di luar kota juga tidak melakukan penanganan.

"Kami tangani ketika itu pukul 01.30 dini hari, saya tidak lupa wajahnya, sampai sekarang masih ingat," bebernya.

Ia mengaku, pengalaman menjadi petugas pemulasaraan jenazah Covid-19 merupakan pengalaman penting dalam hidupnya.

Bahkan, ia membuat dokumentasi tersendiri di album handphonenya sebagai kenang-kenangan sembari berharap pandemi tidak terulang kembali.

"Uang bisa dicari tapi kenangan tidak bisa terganti," tuturnya.

Mantan petugas pemakaman Covid-19, Siswanto menjelaskan, bergabung ke dalam kelompok relawan khusus pemakaman Covid-19 lantaran melihat  petugas kelimpungan menangani ratusan jenazah Covid-19.

"Kami juga jadi petugas pemulasaraan, dobel tukang mandiin jenazah sekaligus angkut jenazah Covid-19," ungkapnya.

Selama menjadi petugas pemakaman Covid-19, Siswanto paling berkesan saat mengurus 15 jenazah Covid-19 dalam sehari.

Kondisi itu terjadi saat pandemi Covid-19 mencapai puncaknya tapi tidak didukung sistem yang baik sekira pertengahan hingga akhir tahun 2020.

"Sehari ada 15 permintaan pemakaman dan 7 pemulasaraan," ucapnya.

Selama menjadi petugas baik pemakaian dan pemulasaraan, ia mendapatkan pelatihan secara intens dari dokter forensik RSUP Kariadi Semarang yakni dr Uva.

"Makanya kami terlatih, kami suka menyebut tim kami Jupiter kepanjangan dari junjung (angkat), pikul (gotong), anter (antar)," imbuhnya.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved