Berita Jateng

Awasi Keamanan Pangan di Semarang, Siswa SD Diajak Jadi Detektif Pangan

iswa sekolah dasar (SD) akan dilibatkan sebagai detektif pangan. Detektif pangan ini mengawasi keamanan pangan di sekolah.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala Disketapang Kota Semarang, Bambang Pramusinto 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Siswa sekolah dasar (SD) akan dilibatkan sebagai detektif pangan. Detektif pangan ini mengawasi keamanan pangan di sekolah.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, SDN Lamper Kidul 02 Semarang menjadi role model pembentukan detektif pangan.

Selanjutnya, detektif pangan akan dibentuk di setiap SD negeri di Kota Semarang. Detektif pangan dibentuk untuk membantu pengawasan makanan yang ada di lingkungan sekolah. 

"Detektif pangan ini seperti dokter kecil. Di kami, ada detektif pangan. Mereka yang yang direkrut menjadi detektif pangan mulai kelas 4, 5 dan 6 SD," papar Bambang, Minggu (12/2/2023).

Baca juga: Komunitas Jeep Batang Gelar Jelajah Jalur Alas Roban, Peserta Beruntung Bisa dapat Mobil

Bambang menjelaskan, Disketapang akan merekrut siswa terurama yang berpresrasi sebagai detektif pangan. Mereka akan dibekali ilmu diantaranya teori penyusunan menu beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA).

Dengan melibatkan siswa berprestasi, diharapkan mereka bisa lebih cakap dalam memberikan penjelasan kepada rekannya di sekolah.

"Selanjutnya, mereka mengedukasi teman-temannya. Kami pilih yang pintar-pintar. Biasanya kalau dikasih tahu sama yang lebih pintar mereka lebih nurut," ujarnya.

Dia melanjutkan, detektif pangan ini mengarahkan rekan di sekolah untuk membawa bekal Isi Piringku yang digagas Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Isi Piringku ini terdiri dari 50 persen sayur dan buah dan 50 persen karbohidran dan protein.

"Adanya detektif pangan, kami harap tidak ada lagi anak-anak yang bawa bekal mie dan nasi atau nasi telur tanpa dilengkapi sayur. Kami harap bisa membawa bekal lengkap sesuai Isi Piringku," katanya.

Selain itu, tambah Bambang, detektif pangan juga akan melakukan pengawasan terhadap jajanan yang dijual di lingkungan sekolah. Jika ada jajan yang mencurigakan, detektif pangan diminta lapor kepada guru agar selanjutnya dikomunikasikan dengan Disketapang.

"Nanti kalau ada laporan, kami akan meluncur ke sekolah. Misalnya, ada jajanan warnanya terlalu mencolok dan tanggal kadaluarsa sudah mepet," ucapnya.

Berbagai upaya terus dilakukan Disketapang untuk menjaga keamanan pangan di Kota Semarang. Selain membentuk detektif pangan, Disketapang juga telah menganggarkan pembelian mobil laboratorium sebesar Rp 1 miliar. Mobil ini untuk melakukan pengawasan pangan di ibu Kota Jawa Tengah.

Adanya mobil lab, Bambang berharap, pengawasan terhadap makanan di tempat-tempat umum lebih sering dilakukan.

"Jika ada mobil laboratorium maka sewaktu-waktu bisa bergerak lebih cepat, berpindah dari satu objek ke objek lain, supaya pengawasan pangan di tempat-tempat ini relatif baik," terangnya.

Menurut Bambang, semakin gencar pengawasan makanan diharapkan keamanan pangan di Semarang lebih baik. Pasalnya, sejauh ini banyak temuan makanan yang mengandung formalin, boraks, dan pewarna tekstil. Pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada pedagang, anak-anak, hingga orang tua agar waspada saat membeli makanan diluar.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved