Berita Jateng

Gara-gara Hoaks yang Disebar Korban Kecelakaan, Antarperguruan Silat di Sragen Nyaris Bentrok

Korban kecelakaan di Sragen bikin hoaks, bahwa ia dan kawannya yang tewas tidak luka karena kecelakaan, melainkan dibacok dan dianiaya oknum pesilat

Instagram @serdadu_psht
Ribuan pesilat PSHT tersulut emosinya dan bersiap melakukan konvoi massa, karena kabar hoaks yang disebar korban kecelakaan di Sragen. 

TRIBUNMURIA.COM, SRAGEN – Korban kecelakaan di Sragen nyaris membuat antarperguruan silat di Sragen terlibat bentrok massal.

Pesoalannya, korban kecelakaan tabrak lari tersebut menyebarkan hoaks, bahwa ia terluka karena dibacok oleh oknum pendekar dari sebuah perguruan silat.

Polisi akhirnya mengungkap kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan hingga menelan satu korban jiwa di Perkampungan Teguhjajar, Plumbungan, Karangmalang, Kabupaten Sragen.

Kendaraan roda empat yang terlibat kecelakaan maut tersebut adalah Toyota Avanza warna silver.

Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama mengatakan pihaknya sedang mempelajari rekaman kamera CCTV milik warga dan menemukan ada mobil Toyota Avanza silver.

Kapolres mengatakan di tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan maut tersebut memang minim penerangan.

Namun dari CCTV di sektiar lokasi, keberadaan mobil Toyota Avanza tersebut bisa dilihat.

Dalam kecelakaan yang melibatkan Avanza dan sebuah sepeda motor di jalan kampung tersebut, pengendara Scoopy atas nama Kardiyono (21) warga Bontar, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, meninggal dunia di lokasi kejadian.

Motor beserta korban diperkirakan terseret sejauh beberapa meter, setelah terlibat kecelakaan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia dengan sejumlah luka di badannya.

Sementara rekan korban yang membonceng selamat dengan sejumlah luka.

Kapolres memastikan sejumlah luka pada tubuh korban bukan karena sabetan senjata tajam ataupun luka tusuk di perut korban.

"Kami menganalisis visum yang disampaikan dokter. Luka robek di bibir itu buka karena senjata tajam, tetapi terkena siku pagar."

"Luka ringan pada kaki korban bukan karena sabetan senjata tajam, tetapi karena terseret di jalan aspal."

"Jadi korban yang meninggal itu terjatuh setelah membentur tembok. Kami harus teliti dan cermat dalam penyelidikan kasus ini," terang Kapolres.

Korban selamat sebar hoaks

Korban kecelakaan tabrak lari yang selamat, Topik (tengah) ketika meluruskan berita hoaks yang telah disebarkannya, dengan didampingi Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama (kiri) dan pimpinan PSHT 16 dan 17.
Korban kecelakaan tabrak lari yang selamat, Topik (tengah) ketika meluruskan berita hoaks yang telah disebarkannya, dengan didampingi Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama (kiri) dan pimpinan PSHT 16 dan 17. (Istimewa)

Korban selamat dalam kecelakaan ini ialah Topik Mulya Pradana (21) warga Dukuh Jengglong, RT 01/10, Desa Bontar, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.

Topik sempat memberikan keterangan palsu kepada petugas dan khalayak umum.

Topik menyebarkan informasi bahwa rekannya Kardiyono meninggal dunia bukan murni kecelakaan, namun menjadi korban penganiayaan dan penusukan salah satu pendekar dari perguruan silat.

Pengakuannya itu, sempat membuat rekan seperguruan pencak silat korban tersulut dan hendak melakukan konvoi di Kabupaten Sragen dan berkumpul di Alun-alun Sasono Langen Putro Sragen.

Atas kabar tersebut, Kapolres langsung mengundang pimpinan perguruan silat Persaudaraan Setia Hati (PSHT) 16 dan 17 beserta jajaran untuk mendengarkan kesaksian Topik, di Mapolres Sragen, Kamis (2/2/2023) sore.

Dalam kesempatan itu, Topik mengaku peristiwa penganiayaan dan pembacokan yang ia sampaikan tidak benar.

Kapolres mengatakan hasil visum luar dari dokter bahwa luka pada kedua korban tidak ada indikasi yang mengarah pada luka akibat senjata tajam.

Kapolres menerangkan Topik sudah diajak ke lokasi kejadian untuk olah TKP.

Dalam kesempatan itu, ternyata banyak ditemukan kesimpangsiuran dengan keterangan Topik sebelumnya.

Akhirnya, pihak kepolisian melakukan tes urine kepada Topik.

Hasilnya topik positif mengonsumsi pil koplo dan pada saat kejadian juga mengonsumsi minuman keras.

"Jadi saat malam itu korban bersama temannya masuk ke Sragen dalam kondisi kesadaran yang tidak stabil, sehingga tertabrak mobil Avanza warna silver, di mana setelah insiden kecelakaan itu pengemudi mobil Avanza langsung lari," katanya.

Kapolres menegaskan informasi tentang adanya penganiayaan oleh nama tertentu atau perguruan tertentu itu tidak benar.

Saat ini pihaknya fokus mengusut pelaku tabrak lari.

Topik secara pribadi meminta maaf kepada seluruh warga Sragen dan sekitaran tentang adanya informasi salah yang ia sebar.

Dia mengaku mengarang cerita tersebut karena tidak terima temannya meninggal dunia.

"Tidak ada yang turun dari mobil itu kemudian menganiaya kami."

"Saya mengarang cerita itu karena tidak terima saudara saya meninggal dunia, saat itu saya mabuk," katanya. (uti)

 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved