Berita Jateng

Ponpes Jamsaren Tertua di Solo, Pengikut Pangeran Diponegoro, Berdiri Sebelum Mataram Islam Pecah

Lima tahun sebelum pecahnya Kerajaan Mataram Islam lewat Perjanjian Giyanti pada 1755 berdiri sebuah pondok pesantren di sebelah barat Kota Solo

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Muhammad Olies
Tribun Muria/Muhammad Sholekan
Potret para pendiri dan staf pengajar Mambaul Ulum pada sekitar tahun 1930 yang merupakan madrasah yang menggunakan asrama di Pondok Pesantren Jamsaren Solo. 

"Di sini kemudian dibuka itu baru membuka Mambaul Ulum. Itu sudah pendidikan Islam yang modern itu dihandel oleh negara (keraton), nanti lulusan akan bekerja sebagai penghulu di keraton maupun kadipaten," jelasnya.

Pada saat itu, Kiai Idris yang merupakan bekas pembantu Pangeran Diponegoro menjadi pengasuh Pesantren Mambaul Ulum menggantikan Ki Bagus Arfah.

"Tapi belum ada setahun Ki Bagus Arfah digantikan Kiai Idris. Lalu, Kiai Idris dibuatkan ndalem (rumah) di lingkungan pesantren," ungkapnya.

Lalu, pada saat Madrasah Mambaul Ulum sudah berjalan dibutuhkan sebuah masjid oleh keraton dan Jamiyat Al Aghniya' di Surakarta.

"Di Solo itu dulu ada perkumpulan orang-orang kaya, saudagar-saudagar (Jamiyat Al Aghniya') itu mensuport pendidikan yang diselenggarakan Mambaul Ulum. Maka Mambaul Ulum itu berhasil karena mensuport itu," jelasnya.

 

Pondok Pesantren Jamsaren Hari Ini

Chusniatun menuturkan, saat ini santri di Pondok Pesantren Jamsaren sebanyak 60 santri.

Sebelum pandemi terdapat 150 santri yang semuanya putra.

antren Jam
Suasana Pondok Pesantren Jamsaren Solo pada Selasa (31/2023).

Di dalam lingkungan Pondok Pesantren Jamsaren terdapat MTs dan MA Al Islam. Sebagian besar santri yang bermukim di pesantren berasal dari wilayah Solo Raya, beberapa dari wilayah Pantura yakni Demak, Purwodadi, maupun Kudus.

"Biasanya (jumlah santri) 150, 140. Kita gak mau netel orang, biasanya satu ruangan kalau di pesantren lain bisa sampai 20, kita ndak. Satu ruangan 4 anak, biar anak-anak usia segitu kan butuh privasi," ungkapnya.

Pada Ramadhan, menurut dia, dibuka mabid atau pesantren kilat yang itu dibuka untuk umum. Dahulu, pesantren menjadi ajang reuni dari berbagai sekolah. (*)

 

 

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved