Berita Jateng
Sudah Ada BUMP, Ita Memastikan Harga Bahan Pangan di Semarang Murah
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meluncurkan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Kota Semarang, usai panen raya padi di Tembalang.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meluncurkan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Kota Semarang, usai panen raya padi di Tembalang, Kamis (26/1/2023).
Hadirnya BUMP ini diharapkan dapat memberikan kesejahteraan baik petani maupun masyarakat.
Ita, sapaannya, mengatakan, selama ini harga kebutuhan pangan tinggi bukan dinikmati oleh para petani namun karena rantai distribusi yang panjang. Dengan adanya BUMP ini diharapkan dapat memutus mata rantai distribusi kebutuhan pangan.
"Diharapkan dengan BUMP ini, petani sejahtera. Mereka bisa langsung dapat uang. Diharapkan tidak hanya disini, tapi bisa berkembang di tempat lain. Besok juha akan afa panen padi di Mijen, bisa masuk ke BUMP," jelasnya.
Baca juga: Bioskop di Kota Semarang Pernah Berjaya di Era 80-an, Johan: Saya Pernah Kecopetan Saat Nonton Film
Selain peluncuran BUMP, Pemerintah Kota Semarang juga bekerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kabupaten Kendal, Demak, dan Grobogan untuk kolaborasi pemenuhan pangan. Misalnya, Kota Semarang butuh telur bisa diambilkan dari kabupaten lain yang mengalami surplus telur. Distribusinya langsung dari kelompok tani ke BUMP.
"Dengan seperti ini bisa saling suplai. BUMP tidak hanya memberikan kesejahteraan ke petani tapi ke masyarakat karena harga murah. Tentunya, lebih mudah mendapatkan bahan pokok," terangnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, BUMP merupakan kelembagaan usaha masyarakat. BUMP menampung hasil pertanian dan komoditas pangan di Kota Semarang.
"Petani mengolah tanah, memproduksi komoditas pangan, bisa dibeli BUMP. BUMP mendistribusikan komoditas pangan tersebut. Dengan adanya BUMP, distribusi pangan lebih terpantau dan terkendali," jelasnya.
Menurutnya, bahan pangan yang mahal dipengaruhi oleh faktor distribusi. Biaya transportasi dan pengemasan menyebabkan harga di konsumen naik.
Karena BUMP berbentuk lembaga masyarakat, Disketapang bisa memfasilitasi distribusi berupa subsidi BBM kepada BUMP agar harga pangan tetap stabil meski mengambil stok dari kabupaten lain. Sehingga, harga kebutuhan pangan di Semarang akan sama dengan harga di kabupaten asal.
Baca juga: Ingin Dapat Vaksin Booster Dua di Kabupaten Demak? Ini Daftar Puskemas yang Bisa Melayani
"Misalnya, ketika BUMP distribusi telur dari Kendal, butuh solar, kami bisa bantu BUMP. Sehingga, telur dari Kendal dijual di Semarang harganya sama.
Sebelumnya, Disketapang meminta fasilitasi distribusi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Badan Pangan Nasional. Namun, mulai tahun ini, Disketapang bisa fasilitasi distribusi sendiri karena sudah dilandasi peraturan wali kota (perwal).
"Alhamdulillah, kemarin kami dicover terus sehingga sering mengadakan pasar murah.
Tahun ini kami punya fasilitasi distribusi sendiri, sudah ada perwalnya. Jadi, sewaktu-waktu bisa mengadakan paaae murah," bebernya. (eyf)
Ramai Isu Pemekaran Provinsi Jateng, Respons Gubernur Ahmad Luthfi Singgung Arahan Pusat |
![]() |
---|
Masa Angkutan Lebaran, Ini Stasiun dengan Keberangkatan dan Kedatangan Pemudik Terbanyak di Daop 4 |
![]() |
---|
Anggota DPR Edy Wuryanto Kecam Pemotongan THR dan Remunerasi Nakes RSUP di Semarang dan Jogja |
![]() |
---|
Gandeng ISNU Jateng untuk Kolaborasi, Kanwil Kemenag Ingin Perkuat Peran dan Kebermanfaatan CTC |
![]() |
---|
Polda Jateng Segel Pabrik Pengemasan MinyaKita di Karanganyar: Isi Kurang dari Volume Seharusnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.