Berita Jateng

Nongkrong di Warung Kopi Pucuk’e Kendal, Didukung Energi PLTMH Bikin 24 Jam Menyala Terang

Bola-bola lampu di Warung Kopi Pucuk’e Kendal menyala terang 24 jam. Tak pernah padam.

Penulis: Yayan Isro Roziki | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/YAYAN ISRO ROZIKI
Pengunjung Warung Kopi Pucuk'e Kendal, di Dusun Gunungsari, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, sedang menikmati suasana sore selepas hujan deras, kemarin. Lampu yang 24 jam menyala di warung kopi ini, serta kebutuhan warung lainnya, menggunakan listrik dari PLTMH Ngesrepbalong, yang berada di dekat Warung Kopi Pucuk'e Kendal. 

Ketua Pokdarwis Gunungsari Pucuke Kendal, Wahyudi, mengatakan sengaja menyalakan lampu di akses jalan dan lingkungan warung kopi selama 24 jam sebagai bagian dari media edukasi kepada warga dan pengunjung.

Dituturkan, setelah Warung Kopi Pucuk’e Kendal berjalan hampir setahun, mulai banyak pengunjung dari luar daerah yang berdatangan.

Disampaikan, meski saat masuk area lokasi Warung Kopi Pucuk’e Kendal, pengunjung sudah disambut oleh rumah generator dengan terdapat tulisan PLTMH Ngeserpbalong yang mencolok, tak sedikit yang masih bertanya mengapa lampu-lampu yang terus menyala meski hari masih terang.

Tak jarang, mereka ini tidak tahu fungsi dari PLTMH itu untuk apa.

“Jadi, lampu sengaja dinyalakan, untuk mengedukasi mereka, bahwa kita ini mandiri energi. Kita tidak menggunakan listrik dari pasokan PLN, tapi dari mikrohidro dengan memanfaatkan sumber daya air yang ada di sini,” terangnya.

Baca juga: DBD di Blora Capai 574 kasus pada 2022, Angka Kematian Sebanyak 15 Orang

Selain itu, juga mengedukasi masyarakat, agar tak membuang sampah sembarangan. Terutama, di aliran sungai atau saluran irigasi yang airnya digunakan untuk menggerakkan PLTMH Ngeserpbalong ini.

“Buang sampah sembarangan bisa mencemari sungai dan membuat listrik di warung kopi ini mati. Kalau listrik di sini mati, kan yang rugi mereka juga,” ucapnya.

Seorang pengunjung, Cahyo, mengatakan tertarik berkunjung ke Warung Kopi Pucuk’e Kendal bermula dari cerita teman-temannya yang pernah berkunjung ke sini. Ia tertarik dengan konsep kemandirian energi, yang diterapkan oleh warung yang berada sekitar 45 Kilometer (Km) dari pusat Kota Semarang ini.

“Tertarik saja, ada warung kopi di pelosok, yang tak mengandalkan listrik dari PLN, tapi bisa listrik bisa menyala 24 jam. Selain itu, di sini tempatnya juga asyik, masih asri dan alami,” tuturnya.

Pengungkit ekonomi masyarakat, hidupi 5 karyawan tetap

Ketua Pokdarwis Gunungsari Pucuke Kendal, Wahyudi, menambahkan, saat ini Warung Kopi Pucuk’e Kendal hampir tak pernah sepi pengunjung. Terutama ketika akhir pekan. Sejak warung kopi dibuka pada sekitar pukul 08.00 hingga pukul 23.00, selalu saja ada pengunjung yang datang.

Menurutnya, banyak pengunjung yang datang dari luar daerah, karena tertarik dengan konsep mandiri energi dari warung kopi ini. Di samping itu, tak jarang mereka sekadar mampir melepas lelah setelah berkunjung dari Curug Lawe Secepit.

“Sekarang hampir tak pernah sepi, mulai dari buka hingga tutup. Bahkan, pada akhir pecan kita kadang belum buka sudah ada yang menunggu, pun begitu saat tutup masih ada yang nongkrong, hingga kita molor jam tutupnya.

Disampaikan, harga kopi di Warung Kopi Pucuk’e Kendal berkisar antara Rp10.000 – Rp17.000. Selain kopi, terdapat sejumlah menu lainnya. Semisal, teh, teh bunga telang, mi instan dan aneka cemilan. Semuanya dengan harga terjangkau.

“Kami sengaja tidak menyediakan makanan berat. Bila ada rombongan pengunjung yang mengingingkan nasi, bisa kita pesankan ke warga sekitar sini. Mengapa? Agar manfaat ekonomi dari keberadaan warung kopi dan PLTMH Ngeserpbalong ini bisa dirasakan lebih banyak warga,” ucapnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved