Berita Jateng
Nongkrong di Warung Kopi Pucuk’e Kendal, Didukung Energi PLTMH Bikin 24 Jam Menyala Terang
Bola-bola lampu di Warung Kopi Pucuk’e Kendal menyala terang 24 jam. Tak pernah padam.
Penulis: Yayan Isro Roziki | Editor: Moch Anhar
Disampaikan lebih lanjut, omset per bulan Warung Kopi Pucuk’e Kendal mencapai Rp42 juta rupiah. Dari omset sejumlah itu, pengeluaran untuk gaji karyawan tiap bulan sekitar Rp10 juta, untuk 5 orang pengelola tetap, dan 2-3 orang lain yang turut membantu tiap akhir pekan. 5 orang pengelola tersebut, di antaranya semula merupakan karyawan perusahaan swasta yang dirumahkan karena dampak Pandemi Covid-19.
“Ada 5 orang pengelola tetap, mereka mendapatkan upah, istilah kami bukan gaji ya, tapi uang lelah. Uang lelahnya sekitar Rp65.000 per hari per orang. Tiap bulan, pengeluaran uang lelah untuk pengelola sekitar Rp10 juta,” ucapnya.
Sementara, sambung dia, saat ini yang tercatat menjadi anggota Pokdarwis Gunungsari Pucuke Kendal ada 27 orang. Dari sejumlah anggota itu, sambung Wahyudi, baru 7 – 8 orang yang terserap turut mengelola Warung Kopi Pucuk’e Kendal.
“Ke depan, kalau ini semakin berkembang, tentu pengelola tetap warung kopi ini juga harus ditambah. Terlebih, ke depan ada beberapa rencana yang ingin kami jalankan, seiring dengan rencana penambahan daya listrik yang dihasilkan dari PLTMH Ngeserpbalong ini,” paparnya.
Ditambahkan, berkat keberhasilannya mengelola Warung Kopi Pucuk’e Kendal sebagai warung kopi mandiri energy, Pokdarwis Gunungsari Pucuke Kendal mendapat sejumlah penghargaan di tahun 2022 ini. Di antaranya, masuk 100 besar Pokdarwis terbaik tingkat nasional, serta 4 besar terbaik di tingkat Provinsi Jateng.
“Kalau di Kendal, kita dapat nomor satu Pokdarwis terbaik,” pungkasnya.
Baca juga: Banjir Rendam Perumahan di Pantai Marina Semarang, Petugas Gabungan Bantu Bangun Tanggul Darurat
Dukungan PLN
Terpisah, sebelumnya dikutip dari web.pln.co.id, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mendukung penuh upaya mengonsolidasikan lini energi dari hulu hingga hilir yang ada di tanah air demi transisi energi.
Termasuk di antaranya adalah penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk kehidupan lebih baik.
Menurutnya, hal ini penting dilakukan untuk mendorong kemandirian energi yang akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat.
“Kita membangun ekosistem yang kondusif untuk berkolaborasi dan berinvestasi,” ujarnya. (*)