Berita Blora

DBD di Blora Capai 574 kasus pada 2022, Angka Kematian Sebanyak 15 Orang

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Blora pada tahun 2022 mencapai 574 kasus dengan angka kematian sebanyak 15 orang.

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/AHMAD MUSTAKIM 
Petugas saat melakukan fogging (pengasapan) di Desa Sarimulyo, Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Blora pada tahun 2022 mencapai 574 kasus dengan angka kematian sebanyak 15 orang.

Kasus ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021 terdapat 204 kasus dengan angka kematian hanya 4 orang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P3) Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Joko Budi Heri Santoso, mengatakan, adanya peningkatan kasus DBD dua kali lipat karena peralihan musim yang tidak dapat diprediksi oleh jajarannya.

Baca juga: Liburan ke Batang, Yuk Cobain Serunya Rainbow Slide Wahana Baru di Kembanglangit Park

"DBD tahun ini secara siklus lima tahunan, sebetulnya hitungan kita di tahun 2021, tapi hari ini kita meleset di satu tahun, lha ini kenapa terjadi, karena musim itu tidak bisa diprediksi," ucap Joko Budi Heri Santoso saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (29/12/2022).

Dia mencontohkan, pada bulan Januari biasanya, angka kasus DBD tidak tergolong tinggi.

Namun, kenyataannya pada Januari 2022 terdapat 106 kasus DBD dengan angka kematian dua orang.

"Seperti contoh biasanya Januari angkanya tidak tinggi, paling tinggi sekitar November Desember, atau peralihan ke musim penghujan, sehingga ada peningkatan," jelas Joko Budi Heri Santoso.

Dikatakannya, agar pada tahun 2023, kasus DBD tidak kembali meningkat, maka pihaknya telah menyiapkan sejumlah antisipasi atau preventif.

"Ya mesti bagaimana mengubah pola masyarakat, kalau sepakat mau aman DB ya bagaimana caranya di rumah enggak ada jentik, di saat memasuki musim-musim beresiko," terang Joko Budi Heri Santoso.

Lanjutnya, mungkin memperbanyak media publikasi, dan masyarakat terlena musim penghujan tempat-tempat penampungan air tidak pernah dikontrol, sehingga itu yang perlu diantisipasi.

"Kemudian gerakan-gerakan pemberdayaan juga bisa menjadi kebiasaan, PSM (pemberantasan sarang nyamuk) walaupun gampang diucapkan tapi susah untuk dilakukan," imbuh Joko Budi Heri Santoso.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, pada Januari 2022 terdapat 106 kasus.

Baca juga: Galang Kerja Sama Jateng-Korsel, Parlemen Gyeongsangbuk-Do Gandeng Provinsi Jateng

Kemudian pada Februari terdapat 47 kasus, Maret terdapat 34 kasus.

Kemudian April terdapat 31 kasus, Mei terdapat 16 kasus, Juni terdapat 30 kasus dan Juli terdapat 27 kasus.

Selanjutnya pada Agustus terdapat 50 kasus, September terdapat 46 kasus, Oktober terdapat 72 kasus, November terdapat 81 kasus dan Desember terdapat 34 kasus. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved