Berita Jateng
Kapal Pengangkut Wisatawan dari Karimunjawa Tiba di Tanjung Emas, Disambut Pj Bupati Jepara
Ratusan wisatawan yang dievakuasi dari Karimunjawa telah tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (28/12/2022) pukul 05.00 WIB
Penulis: Rahdyan Trijoko Pamungkas | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Ratusan wisatawan yang dievakuasi dari Karimunjawa telah tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (28/12/2022).
Para wisatawan itu diangkut menggunakan Kapal Motor (KM) Kelimutu milik PT Pelni.
KM Kelimutu tiba di pelabuhan Tanjung Emas sekitar pukul 05.00, dan bersandar pukul 05.15 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Baca juga: Wisatawan Karimunjawa Dievakuasi ke Semarang, Pemkab Jepara Siapkan 2 Bus Penjemput
Baca juga: Khawatir Kehabisan Logistik, Warga Karimunjawa Nekat Berlayar Ambil Sembako ke Jepara
Baca juga: Cuaca Buruk, Ombak di Laut Tengah Jawa Capai 4 Meter, Kapal Berlindung di Pulau Panjang Jepara
Baca juga: Pelayaran Jepara - Karimunjawa Dihentikan Sementara, Cuaca Buruk Gelombang Tinggi Capai 2,5 Meter
Kehadiran wisatawan disambut PJ Bupati Jepara Edy Supriyanta beserta para stakeholder terkait.
Para wisatawan yang dievakuasi dari Karimunjawa difasilitasi bus sebagai moda transportasi lanjutan.
PJ Bupati Jepara Edi Suryanta mengatakan masyarakat yang membeli tiket kapal KM Kelimutu dari Karimunjawa berjumlah 500 orang.
Secara rinci wisatawan lokal yang diangkut sebanyak 361 orang, 49 orang wisatawan mancanegara (wisman), dan sisanya masyarakat Karimunjawa ingin ke Jepara maupun Semarang.
"Saya sudah menyuruh camat untuk inventarisir wisatawan. Apabila masih butuh (evakuasi), kami akan menelpon Pelni," terangnya.

Sementara, disinggung mengenai stok pangan di Karimunjawa, kata Edy, semua masih aman hingga beberapa pekan ke depan.
Namun demikian, ia akan kembali berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kebutuhan pangan di Kariminjawa tercukupi, selama cuaca buruk berlangsung.
"Besok kami rapatkan terkait stok pangan di Karimunjawa," tuturnya.
Di sisi lain, sambung Edy, yang mengalami kelangkaan di Kariminjawa adalah stok Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Pertamax sudah habis. Namun untuk Biosolar masih tersedia hingga 3 ton," ujarnya.
Ia mengatakan kondisi di Karimunjawa masih sering terjadi hujan.
Namun berdasarkan keterangan BMKG cuaca ekstrem terjadi hingga 31 Desember 2022.
"Sepanjang cuaca ekstrem wisatawan diminta tak mengagendakan rute perjalanan ke Karimunjawa terlebih dahulu," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Pelni Kota Semarang, Diah Ayu Rahajeng, menuturkan kapal Kelimutu dideviasikan penugasan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menjemput wisatawan dari Karimunjawa.
Jalur pelayaran kapal itu seharusnya dari Sampit menuju Semarang.
"Karena ada penugasan jadi harus penjemputan dulu ke Karimunjawa baru ke Semarang," jelasnya.
Dikatakannya, selama proses pemulangan tidak ada kendala.
PT Pelni banyak dibantu biro travel, dan paguyuban dari Karimunjawa.
"Seluruh masyarakat yang di Karimunjawa dan pemerintah juga ikut membantu," imbuhnya.
Di sisi lain ia menuturkan Pelni mengoperasikan dua kapal menuju Karimunjawa.
Jadwal reguler dari Semarang setiap hari Jumat pukul 23.00 dan tiba Karimunjawa pukul 06.00.
"Kemudian dari Karimunjawa pukul 13.00 dan tiba di Semarang pukul 19.00," paparnya.
Khawatir kehabisan logistik, warga nekat berlayar
Terpisah, cuaca buruk yang berimbas lumpuhnya rute pelayaran Jepara-Karimunjawa dan sebaliknya memicu kekhawatiran warga Karimunjawa.
Warga kepulauan yang ada di Laut Jawa itu khawatir kehabisan logistik seiring lumpuhnya aktivitas moda transportasi jalur laut tersebut.
Jika cuaca tak kunjung membaik, maka tambahan stok logistik pangan warga yang biasanya didatangkan dari daratan Jepara juga terkendala.
Praktis, warga hanya mengandalkan stok logistik yang tersisa. Jika kondisi ini terus berlangsung maka stok pangan bisa habis.
Kondisi ini membuat Mujahidin (46) nekat mengemudikan perahunya dari Karimunjawa menuju Jepara, Selasa (27/12/2022).
Berangkat pukul 08.00 WIB, perahu berukuran GT-26 tiba di Pelabuhan Jepara pukul 15.00 WIB.
Setiba di pelabuhan, perahu bernama Barokah mengangkut berbagai macam logistik pangan, di antaranya telur, gula, beras, sayur-sayuran, dan yang lainnya.
Pria asal Desa Kemujan Karimunjawa itu mengaku nekat berlayar karena khawatir stok logistik di Karimunjawa habis.
Meski sudah ada informasi cuaca buruk, dia mengungkapkan sudah memperhitungkan kondisi gelombang di laut.
Menurut Mujahidin, kondisi gelombang pada hari ini Selasa (27/12/2022), masih aman untuk aktivitas pelayaran.
Dia mengakui sepanjang perjalanan memang terhambat oleh gelombang. Namun beruntung Mujahidin tiba di pelabuhan dengan selamat.
Kapal yang dikemudikan Mujahidin adalah rombongan pertama yang melakukan pelayaran dari Karimunjawa ke Jepara, sejak pengumuman penghentian pelayatan, Jumat (23/12/2022).
Dia mengungkapkan barang-barang yang diangkut merupakan titipan dari pelanggannya.
"Kebanyakan sayur-sayuran karena stoknya di sana sudah hampir habis," kata Mujahidin kepada tribunmuria.com.
Kini ia memantau kondisi cuaca untuk melanjutkan perjalanan balik ke Karimunjawa.
Rencananya, ia balik ke kampung halaman seusai subuh.
Sementara itu, Camat Karimunjawa Muslikin menyampaikan stok sembako di wilayah ibukota kecamatan Karimunjawa tergolong aman.
Stok beras tersisa 6 ton dan gula 21 ton. Sementara untuk telur, minyak goreng, dan tepung masih tersedia di pasaran.
Namun, kata dia, stok tersebut cukup untuk satu pekan.
Muslikin menyebut warga Karimunjawa sudah terbiasa dengan kondisi musim angin baratan.
Warga yang berada di luar ibukota kecamatan sudah menyiapkan stok sembako yang cukup.
Muslikin juga mengetahui ada sejumlah warga Karimunjawa yang melakukan pelayaran dari Karimunjawa ke Jepara untuk mengambil logistik.
Menurutnya, warga Karimunjawa sudah sangat menguasai kondisi medan laut.
Sehingga mereka telah memperhitungkan saat-saat yang tepat untuk berlayar di tengah cuaca buruk.
"Yang dari Batu Lawang informasinya malam ini mau berangkat ke Jepara. Karena membaca cuacanya malam ini agak reda dibanding pagi," ujarnya.
Dia berharap kondisi cuaca kembali membaik sehingga pelayaran kembali normal.
Dengan demikian warga Karimunjawa tidak khawatir stok logistik pangan tidak habis. (*)