Pembunuhan Iwan Budi

Aksi Seribu Lilin dan Doa Bersama untuk Iwan Budi, Keluarga Kirim Surat Kedua untuk Presiden Jokowi

Jalak gelar aksi seribu lilin dan doa bersama untuk Iwan Budi. Keluarga kirim surat kedua kepada Presiden Jokowi, tagih janji keadilan.

Instagram Yunantyo Adi Setiawan
Aksi seribu lilin dan doa bersama lintas iman di Tugu Muda Semarang, Jumat (16/12/2022) malam, menuntut keadilan dan penuntasan kasus pembunuhan terhadap Iwan Budi. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Jaringan Lintas Agama Untuk Kemanusian (Jalak) gelar aksi nyalakan seribu lilin dan doa bersama untuk almarhum Iwan Budi Prasetijo -pegawai Bapenda Kota Semarang, korban pembunuhan- di kawasan Tugu Muda, Jumat (16/12/2022) malam.

Doa bersama untuk Iwan Budi diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat yang ada di Kota Semarang.

Pada kegiatan bertemakan I want Justice diawali dengan menghidupkan lilin bersama.

Aksi seribu lilin dan doa bersama lintas iman di Tugu Muda Semarang, Jumat (16/12/2022) malam, menuntut keadilan dan penuntasan kasus pembunuhan terhadap Iwan Budi.
Aksi seribu lilin dan doa bersama lintas iman di Tugu Muda Semarang, Jumat (16/12/2022) malam, menuntut keadilan dan penuntasan kasus pembunuhan terhadap Iwan Budi. (Instagram Yunantyo Adi Setiawan)

Pada kesempatan yang sama keluarga Iwan Boedi juga membacakan surat kedua untuk Presiden Joko Widodo.

Pengacara keluarga, Yunantyo Adi Setiawan, pada surat kedua untuk Presiden Jokowi, keluarga menagih janji keadilan untuk kasus pembunuhan Iwan Budi ini.

Dituturkan, keluarga sudah menunggu lama proses penuntasan kasus pembunuhan ini.

Baca juga: Peringatan 100 Hari Meninggalnya Iwan Budi, Keluarga Berharap Polisi Segera Tetapkan Tersangka

Baca juga: Doa Lintas Iman di TKP Penemuan Jasad Iwan Budi Bareng Gusdurian, YAS: Segera Ada Titik Terang

Baca juga: Kasus Pembunuhan Iwan Budi Jadi Sorotan Nasional, Ketua Kompolnas Terjun Langsung Ke Semarang

"Di Semarang kasus pembunuhan tidak ada seminggu langsung terungkap, kecuali kasus Iwan Budi, ini."

"Itu yang menjadi keprihatinan keluarga yang cukup lama menunggu. Hal ini membuat keluarga menjadi stres," ujarnya.

Dituturkan Yunantyo, pengungkapan kasus Iwan Budi ini juga telah menarik perhatian anggota DPR RI.

Dikatakan, ia telah dikontak oleh beberapa anggota DPR RI, terkait perkembangan kasus pembunuhan Iwan Budi ini.

Karena itu, menurut Yuntantyo, pihaknya akan bersuat ke Komisi III DPR RI.

"Memang beberapa teman DPR sudah menghubungi kami," tutur dia.

Saksi diduga rintangi penyidikan

Dituturkan, dalam pengungkapan kasus pembunuhan Iwan Budi, diduga ada saksi yang merintangi penyidikan.

Saksi yang diduga merintangi penyidikan tersebut, dalam status dilindungi LPSK.

Terkait dengan hal itu, pada pekan lalu, Kompolnas coba mempertemukan Polrestabes Semarang dengan Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban (LPSK).

Namun hasil pertemuan tersebut belum menemukan titik temu.

"Polrestabes Semarang dan LPSK belum ada titik temu, terkait adanya saksi yang merintangi penyidikan," tuturnya.

Di sisi lain, kata dia, polisi hingga saat ini sedang mendalami saksi ahli dan mencari saksi-saksi baru yang mengetahui kejadian.

Polisi telah memeriksa nelayan yang sebelumnya menghilang.

"Polisi juga mendalami rute-rute baru korban sampai di semak-semak."

"Kemungkinan korban parkir di bawah pohon, tempat janjian dengan pelaku."

"Kemudian didesak ke semak-semak. Tapi belum jelas siapa pelaku yang janjian dengan almarhum," ujarnya.

Yunantyo mengatakan hasil gelar perkara dengan Polda Jateng dimungkinkan ada potensi untuk dilakukan penyidikan terhadap saksi yang merintangi atau menyembunyikan informasi.

Namun dalam proses pidana diperlukan penilaian dari saksi ahli.

"Jadi ada saksi ahli pidana dan psikologi. Sekarang ini masih dicari yang bisa merangkai persesuaian-persesuaian dari pihak menyembunyikan informasi," tandasnya.

Sementara itu ketua panita doa bersama, Azis, mengatakan aksi doa bersama ini merupakan kegiatan sosial.

Aksi tersebut untuk menyalakan rasa kemanusian terhadap kasus menimpa Iwan Budi.

"Ini merupakan nokta merah untuk pemerintah kepada seluruh Rakyat Indonesia, bahwa tidak ada pembenaran apapun manusia menghilangkan nyawa manusia yang lain. Manusia membunuh manusia yang lain."

"Ini merupakan catatan merah agar kejadian ini tidak terulang," ujarnya.

Menurutnya, aksi itu perlu dibikin agar dapat menyalakan lentera dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini bertujuan supaya hukum tidak tumpul ke atas.

"Siapa pun pelakunya harus diusut tuntas. Siapa pun pelakunya harus dibawa pada proses hukum yang seadil-adilnya," tutur dia.

Ia akan terus mengawal kasus itu agar peristiwa yang menimpa Iwan Budi tidak terulang kepada siapa pun. 

"Pesan terhadap pelaku, kamu adalah manusia. Kamu adalah manusia. Kamu punya hati."

"Daripada kamu bersembunyi di balik dinding apapun kami akan menemukan keadilan di jalan Tuhan," tukasnya.

Keluarga berharap polisi segera tetapkan tersangka

Sebelumnya, keluarga Iwan Budi menggelar misa arwah memperingati 100 hari meninggalnya pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang tersebut, Senin (5/12/2022).

Misa arwah 100 hari kematian Iwan Budi digelar di Gereja Santa Maria Fatima, Banyumanik.

Dalam misa itu, Theresia Alvita Saraswati --anak pertama Iwan Budi-- menyampaikan harapan dari keluarga.

Theresia dan keluarga berharap, pengusutan kasus pembunuhan terhadap ayahnya yang hingga kini masih berjalan, bisa segera menemui titik terang.

"Berharap dari pihak kepolisian atau manapun yang masih mengupayakan keadilan ini, tetap dicari siapa pelakunya, kalau bisa dalam waktu dekat mungkin ada yang bisa ditangkap."

"Atau mungkin ada bukti baru, dalam perkembangannya," ujarnya Kepada Tribunmuria.com.

Sementara itu, pengacara keluarga Iwan Budi, Yunantyo Adi Setiawan (YAS), meminta Polrestabes Semarang untuk segera menetapkan tersangka dalam waktu dekat ini.

Meski kata dia, bisa jadi yang ditetapkan sebagai tersangka terlebih dahulu bukanlah eksekutor utama dalam kasus ini.

"Kita harapkan dalam waktu dekat ini lah sudah ada tersangka yang ditetapkan gitu."

"Baik itu (tersaangka) yang membantu atau mungkin yang menghalangi penyidikan atau menyembunyikan informasi," harapnya

Dirinya sebagai pengacara keluarga Iwan Budi mengaku telah melakukan koordinasi dengan Polrestabes Semarang agar kasus ini tetap berjalan sebagaimana mestinya.

"Kita audiensi terus, dengan Polrestabes Semarang, hampir setiap minggu kita ketemu polisi."

"Ini kan sudah 3 bulan ya, sudah 100 hari, ya mohon selekasnya ada tersangka yang ditetapkan oleh kepolisian, supaya keadilan juga lekas ketemu," tutupnya

Dari pantauan Tribunmuria.com di lokasi, tampak Theresia Alvita Saraswati berpidato dalam misa 100 hari meninggalnya Paulus Iwan Budi Prasetijo di Gereja Santa Maria Fatima, Banyumanik, Kota Semarang.

Seusai pidato, anak pertama Iwan Boedi, juga sempat menyanyikan sebuah lagu untuk almarhum ayahnya.

Menghilang sehari jelang jalani pemeriksaan sebagai saksi kasus korupsi

Iwan Budi merupakan pegawai Bapenda Kota Semarang.

Iwan Budi menghilang pada Rabu 24 Agustus 2022, atau sehari jelang ia diperiksa sebagai saksi kasus korupsi.

Jasad Iwan Budi ditemukan hangus terakar bersama sepeda motornya pada Kamis 8 September 2022. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved