Berita Kudus
Pedagang Relokasi dari Taman Menara di Bakalankrapyak Kudus Mengeluh, Kesulitan Air dan Listrik
Pedagang Taman Menara yang direlokasi ke Terminal Wisata Bakalankrapyak Kudus mengeluh kesulitan mendapatkan air bersih dan pasokan listrik.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Pedagang relokasi yang kini menempati di Terminal Wisata Bakalankrapyak Kudus mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih dan pasokan listri.
Pedagang yang semula berdagang di Taman Menara Kudus ini sudah sepekan lebih menempati lokasi mengais nafkah baru.
Selama lebih dari sepekan menempati tempat relokasi, pedagang sudah banyak menyampaikan keluhan.
Hanya, yang paling utama, kata mereka adalah sulitnya mendapatkan air bersih dan aliran listrik yang sering putus.
Satu di antaranya disampaikan Zaidun. Pemilik warung kopi di Terminal Wisata Bakakankrapyak itu mengatakan, pasca-relokasi warung kopi miliknya masih sepi pengunjung.
Pendapatannya menyusut jauh dibandingkan saat ia saat di Taman Menara.
Saking sepinya, bahkan dari jam 08.00 hingga 14.00 dirinya pernah hanya mendapatkan omset Rp30.000.
"Waktu itu, pernah cuma segitu, pembelinya hanya tukang ojek saja, kalau peziarah tidak ada," jelasnya Selasa (29/11/2022).
Menurutnya, di lokasi jualan saat ini potensi pembeli hanya bergantung dari peziarah.
Zaidun juga mengeluh kesulitan mendapatkan air, bahkan harus antre dengan pedagang lainnya.
"Selain sepi, airnya di sini harus antre dan bergantian mengambilnya. Kemarin saya ngisi ember 10 liter itu harus antre sampai 15 menit," sambungnya.
Dirinya juga mengeluhkan listrik yang pada Minggu lalu sempat padam. Bahkan sampai tujuh kali.
"Kemarin mulai pukul 08.00 WIB listrik padam. Kemudian hidup lagi. Terus padam lagi sampai tujuh kali," terangnya.
Zaidun melanjutkan, fasilitas air di Taman Menara justru lebih baik. Sebab, tidak perlu antre karena tiap-tiap kios terdapat keran.
"Di sini kerannya hanya ada tiga dan harus royokan," ujarnya.