Berita Pati

Kesaksian Korban Banjir Tambakromo Pati: Naik ke Atas Genting Untuk Menyelamatkan Diri

Beberapa warga terpaksa memanjat naik ke genting rumah untuk menyelamatkan diri saat banjir bandang terjadi yang mencapai ketinggian dua meter.

TRIBUNMURIA.COM/Mazka Hauzan Naufal
Warga Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Pati, Jateng membersihkan rumah dari endapan lumpur yang ditinggalkan banjir bandang, Kamis (1/12/2022). 

"Banjir semalam bikin saya trauma. Biasanya paling tinggi cuma sepinggang. Semalam kenceng banget airnya, jadi kayak sungai, deras. Saya lari ke genting menyelamatkan diri," kata dia.

Liswati berharap hutan di pegunungan wilayah selatan Pati jangan sampai gundul.

"Sebab, kalau hutan gundul, kami yang di bawah yang terkena dampak banjir," tandas dia.

Camat Tambakromo Mirza Nur Hidayat mengatakan, terdapat 632 rumah yang terkena banjir tadi malam.

Tiga di antaranya ambruk, rata dengan ranah. Kemudian 212 rumah rusak sedang dengan kerusakan di tembok.

"Lalu 417 rumah rusak ringan. Bangunannya masih utuh tetapi di dalam kocar-kacir,” ujar Mirza saat diwawancarai TribunMuria.com, Kamis (1/12/2022) siang. 

Warga Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kamis (1/12/2022) membersihkan endapan lumpur yang ditinggalkan banjir bandang yang terjadi Rabu (30/11/2022) malam.
Warga Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kamis (1/12/2022) membersihkan endapan lumpur yang ditinggalkan banjir bandang yang terjadi Rabu (30/11/2022) malam. (TRBUNMURIA.COM/Mazka Hauzan Naufal)

Adapun korban meninggal dunia ialah Suwami dan Sumirah. Keduanya merupakan perempuan lanjut usia berusia 60 tahun. Suwami meninggal di rumah sakit, sementara Sumirah meninggal di lokasi banjir.

Masjid Jami' Miftahul Huda Dukuh Krajan dan Masjid Dukuh Cengklik dijadikan posko pengungsian. 

Semalam sekira 200-an keluarga mengungsi ke dua masjid tersebut. Adapun saat ini tinggal tersisa sekira 50 warga. Selebihnya kembali ke rumah untuk membersihkan rumah dari endapan lumpur sisa banjir.

”Ada 200 KK yang mengungsi. Namun pagi ini bapak-bapak meninggalkan tempat pengungsian di Masjid Krajan sama Masjid Cengklek. Yang masih mengungsi ibu-ibu dan anak-anak yang rumahnya rusak lumayan parah,” jelas dia. 

Mirza mengungkapkan, banjir yang menerjang Desa Sinomwidodo tadi malam merupakan yang terparah selama ini. Desa ini memang kerap dilanda banjir, tapi belum pernah separah ini.

Biasanya ketinggian air hanya sekira 50 cm hingga 1 meter-an. 

Kali ini air mencapai 2 meter hingga 2,5 meter. 

Bahkan beberapa warga terpaksa memanjat naik ke genting rumah untuk menyelamatkan diri saat banjir bandang terjadi.

”Banjir bandang tadi malam itu cukup berbeda dibandingkan sebelumnya. Perlu diketahui mulai 15 Oktober kemarin, di sini sudah ada banjir bandang, kedalamnya satu meter lebih," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved