Berita Kudus
Khusus Hari Rabu, ASN di Kudus Diusulkan Pakai Tenun dari Glagahwaru
Bupati Kudus HM Hartopo akan menginstruksikan para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengenakan baju tenun dari Desa Glagahwaru saat hari Rabu.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Bupati Kudus HM Hartopo akan menginstruksikan para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengenakan baju tenun dari Desa Glagahwaru saat hari Rabu.
Hal itu dinilai sebagai bagian dari promosi selain mengenalkan produk tenun Glagahwaru melalui media sosial milik pemerintah kabupaten.
"Akan saya dukung penuh produk (tenun) ini, termasuk akan kami bantu promosikan baik melalui media sosial Pemkab Kudus maupun instruksi untuk para pegawai sebagai pakaian dinas di hari Rabu," kata Hartopo saat meninjau stan pasar rakyat di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Minggu (27/11/2022) malam.
Baca juga: Seleksi Perangkat Desa Jadi Sorotan Masyarakat, Hartopo: Harus Transparan
Hartopo secara pribadi memuji kualitas kain tenun produksi desa tersebut, ia pun memberi masukan agar produk tersebut dapat dikenal masyarakat luas sebagai ciri khas.
"Produk ini sangat menarik perhatian, kain tenun ini kualitasnya sangat bagus. Harus ada ciri khas motif yang menjadi identitas daerahnya," ungkap Hartopo.
Dia berharap, produk unggulan umkm yang ada di Kabupaten Kudus dapat memiliki kualitas yang bagus dan diminati masyarakat luas sehingga mampu menjadi ikon Kabupaten Kudus.
"Semoga umkm unggulan di Kudus dapat memiliki kualitas bagus sehingga diminati konsumen. Dengan demikian dapat menambah ikon Kabupaten Kudus," katanya.
Baca juga: Seleksi Perangkat Desa di Kudus Harus Transparan, Hartopo: Perlu SDM Mumpuni
Sementara itu, perangkat Desa Glagahwaru sekaligus penggerak Karang Taruna Mekar Kusuma, Wahyu Himawan, mengatakan bahwa motif yang digunakan dalam kain tenun merupakan simbol dari Desa Glagahwaru, yakni daun waru sebagai lambang hati.
"Motifnya khas Desa Glagahwaru yang diambil dari bentuk daun waru yang merupakan simbol hati. Inilah ciri khas motif kain tenun Desa kami yang membedakan dari motif-motif daerah lain," katanya. (*)