Berita Bisnis
Pertumbuhan Aset Perbankan di Jateng Melebihi Nasional, Aman Santosa: Sesuai Pertumbuhan Ekonomi
Kinerja perbankan di Jawa Tengah menunjukkan angka positif mengalami peningkatan pada bulan September 2022, tumbuh sebesar 8,94 persen.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kinerja perbankan di Jawa Tengah menunjukkan angka positif mengalami peningkatan pada bulan September 2022, tumbuh sebesar 8,94 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy).
"Angka ini berada di atas nasional yang tumbuh sebesar 7,75 persen (yoy)," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jateng DIY Aman Santosa, baru-baru ini.
Aman melanjutkan, meningkatnya aset perbankan ini berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan III 2022 sebesar 5,28 persen (yoy).
Baca juga: Ganjar Luncurkan Kredit Gerakan Pemuda dan Bima Mobile Bank Jateng Tepat Hari Sumpah Pemuda
Angka itu meningkat dibanding tahun sebelumnya pada Triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar 2,73 persen (yoy).
Dijelaskan, pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah Semester III didukung oleh sektor Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh 98,53 persen (yoy), Akomodasi Makanan dan Minuman sebesar 24,33 persen (yoy), diikuti Jasa Lainnya sebesar 12,16 persen (yoy).
"Sementara itu sektor pertanian sebagai sektor terbesar kedua setelah Industri pengolahan dalam struktur ekonomi Jawa Tengah mengalami kontraksi sebesar -1,17 persen, karena mayoritas padi dan tanaman lain tidak panen pada periode ini," tambahnya.
Di sisi lain, Aman menambahkan, Kredit perbankan di Jawa Tengah September 2022 tumbuh sebesar 9,64 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan lalu yang tumbuh 9,08 persen (yoy).
Namun, kata dia, pertumbuhan kredit tersebut masih di bawah Nasional yang tumbuh 11,00 persen (yoy).
Baca juga: Antisipasi Kejahatan Perbankan, BPD Sulsebar Gandeng Widya Analytic Gelar Pelatihan Anti Fraud
Sementara itu, Dana pihak ketiga (DPK) Jawa Tengah tumbuh 5,35 persen (yoy), di bawah pertumbuhan nasional 6,82 persen (yoy).
"DPK lebih rendah karena dana korporasi yang banyak digunakan untuk investasi & konsumsi," sambungnya.
Ia menambahkan, porsi penyaluran kredit kepada UMKM di Jawa Tengah dan DIY sebesar 49,37 persen dan 49,04 persen.
Angka itu lebih tinggi dibandingkan Nasional 21,53 persen dan arahan Presiden agar porsi UMKM sebesar 30 persen pada tahun 2024.
Pertumbuhan kredit kepada UMKM perbankan di Jawa tengah sebesar 26,48 persen (yoy) dan DIY sebesar 19,85 persen (yoy), di atas pertumbuhan nasional sebesar 17,31 persen (yoy). (idy)