Berita Jateng
Sampah Semarang Tak Terbendung Lagi, Prof Syafrudin Beberkan Potensi Ekonomi Dibaliknya
Kondisi sampah di Kota Semarang yang memprihatinkan karena kapasitasnya mencapai 60.000 ton TPA Jatibarang diprediksi tak bisa menampung lebih lama.
Penulis: Budi Susanto | Editor: Raka F Pujangga
"Ya seperti aplikasi ojek online, Roling akan keliling dan saat bank sampah hendak menjual tabungan sampah tinggal klik di aplikasi, nanti Roling yang berada di lokasi terdekat akan datang," katanya.
Ia menerangkan baru 54 orang Roling yang keliling di Kota Semarang yang telah dibina oleh Bintari Foundation.
Dari total Roling yang ada, ia menuturkan akan melakukan ujicoba hingga tahun depan, setelah itu akan dilaksanakan peluncuran program tersebut.
Puluhan Roling yang ada juga difasilitasi SIM hingga pengetahuan mengenai safety riding sebagai bekal mereka bekerja.
"Menurut kami adanya Roling akan sangat membantu dalam hal penjualan sampah yang telah dipilah. Harapan kami pengelolaan sampah secara berkelanjutan bisa mengurangi penumpukan sampah hingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Terpisah Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, mengakui permasalahan sampah menjadi permasalahan perkotaan yang harus ditangani secara serius.
Apalagi dengan kapasitas TPA yang sudah tak mampu lagi menampung sampah dari seluruh wilayah di Kota Semarang.
Mbak Ita sapaan akrabnya menjelaskan gerakan masif dalam hal pengelolaan sampah sangat perlu dilakukan.
"Misalnya menukar sampah dengan sayuran, selain itu Inovasi untuk merubah sampah menjadi barang bernilai ekonomi juga harus digerakkan," terangnya.
Guna mendukung program pengelolaan sampah, Mbak Ita menginstruksikan agar semua OPD memberi wadah dan mendukung kegiatan pengurangan sampah.
Baca juga: Pemdes Mijen Pusing, Sungai Setren di Kudus Jadi Lautan Sampah saat Musim Hujan, Surati BBWS
Car free day, perhotelan hingga kantor dinas diminta Mbak Ita menyediakan tempat khusus untuk memajang barang recycle dari olahan barang limbah.
Tujuannya agar masyarakat mengerti bahwa olahan barang tak terpakai bisa menjadi karya yang bernilai hingga edukasi mengenai penumpukan sampah.
"Permasalahan sampah tak bisa diselesaikan oleh satu instansi saja, harus ada gerakan bersama dan kesadaran. Kami berterimakasih banyak pihak peduli terkait sampah," ujarnya.
"Tentunya kami juga mendukung penuh langkah penanganan sampah tersebut. Bahkan kami melakukan percepatan pembangunan pengelolaan sampah menjadi energi listrik di TPA Jatibarang," tambahnya. (*)