Berita Jateng

Sampah Semarang Tak Terbendung Lagi, Prof Syafrudin Beberkan Potensi Ekonomi Dibaliknya

Kondisi sampah di Kota Semarang yang memprihatinkan karena kapasitasnya mencapai 60.000 ton TPA Jatibarang diprediksi tak bisa menampung lebih lama.

Penulis: Budi Susanto | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA/Budi Susanto
Satu di antara anggota Bank Sampah Polaman Resik Sejahtera, Kecamatan Mijen Kota Semarang, tengah menimbang sampah kertas di Bank Sampah Polaman, Kamis (10/11/2022). 

Tak hanya itu, Prof Syafrudin menerangkan potensi sampah menjadi sumber daya harus dimaksimalkan oleh pemerintah.

Jika hal itu dilakukan akan mengurangi penumpukan sampah di TPA yang kini mencapai 7 meter lebih, serta menjadi pemantik perekonomian masyarakat.

Meski demikian, diterangkannya diperlukan kesadaran lebih dari masyarakat dan edukasi terkait potensi sampah jadi sumber daya dan energi.

Ia pun membeberkan potensi perekonomian dari pengolahan sampah secara detail. 

Berdasarkan survei yang dilakukan Prof Syafrudin pada 2019, nilai ekonomi sampah plastik berdasarkan harga lapak kecil di Kota Semarang di angka Rp 146 juta lebih setiap harinya.

Baca juga: Imbau Warga Tidak Buang Sampah di Sungai, Pemkab Kudus Siapkan Denda Rp 50 Juta Bagi Pelanggar

"Itu baru sampah plastik, belum sampah logam dan jenis lainnya. Jadi jika diolah dan pilah lalu dijual sampah bisa jadi pembatik perekonomian masyarakat," ucap dia.

"Bahkan saya sempat melakukan survei kecil terhadap pendapatan pemulung di Kota Semarang, mereka bisa mendapatkan Rp 150 hingga Rp 300 ribu perhari dari sampah yang mereka pilah dan dijual, jika ditotal selama satu bulan hasil tersebut melebihi gaji ASN Golongan 4E," paparnya.

Sejalan dengan Guru Besar Teknik Lingkungan Undip, Amalia Wulansari Direktur Pelaksana Yayasan Bina Karya Lestari (Bintari) Foundation, menjelaskan pengelolaan sampah secara keberlanjutan jadi kunci pengurangan sampah di Kota Semarang.

Sebagai yayasan yang bergerak di bidang perlindungan lingkungan dan pembangunan, Bintari Foundation telah bekerjasama dengan Pemkot Semarang dalam hal pendamping bank sampah sejak 2018 silam.

Hingga kini 65 bank sampahdi Kota Semarang yang sudah didampingi dalam hal pengelolaan sampah secara keberlanjutan.

"Dalam hal Pengelola sampah kami ajak masyarakat untuk membentuk unit bisnis, jadi tidak hanya sekedar menyetorkan sampah saya ke bank sampah," terangnya saat ditemui Tribunmuria.com di Bank Sampah Polaman Resik Sejahtera Kota Semarang.

Ia memberikan contoh unit bisnis yang telah diinisiasi oleh Bintari Foundation di beberapa bank sampah yang ada di Kota Semarang.

Selain agen pembayaran pajak dan listrik, kerjasama dengan Pegadaian melalui program dari sampah jadi emas serta koperasi yang bisa menukarkan sampah untuk mendapatkan bahan pokok.

Bukan hanya itu, program Rosok Keliling (Roling) juga digagas oleh Bintari Foundation. Program tersebut memberdayakan pemulung agar bisa terhubung dengan bank sampah melalui aplikasi mobile.

Baca juga: Cegah Banjir, Warga Desa Raci Bersihkan Sampah di Kolong Jembatan Jalan Pantura

Nantinya unit bank sampah bisa menjual berbagai jenis sampah yang sudah dipilah ke Roling hanya melalui smartphone.

Halaman
123
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved