Berita Jateng
Pusara KH Samanhudi Tidak di Makam Pahlawan, Permintaan Keluarga Biar Bebas Berziarah Tanpa Prosedur
KH. Samanhudi, pahlawan nasional yang namanya diabadikan bangsa tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan karena permintaan keluarga.
Penulis: Khoirul Muzaki | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM, SUKOHARJO - Di pemakaman umum Desa Banaran Kecamatan Grogol, Sukoharjo, ada sebuah makam yang dibangun lebih bagus dari makam-makam lain di sekitarnya.
Siapa sangka, itu tempat peristirahatan terakhir KH. Samanhudi, pahlawan nasional yang namanya diabadikan bangsa.
Samanhudi adalah tokoh pergerakan nasional.
Baca juga: Asah Kemampuan Matematika dan Alquran, Omatiq Dapat Dukungan Penuh Bupati Hartopo
Ia merupakan pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI), organisasi tertua di Indonesia yang menelurkan banyak tokoh pendiri bangsa, termasuk H.O.S Tjokroaminoto.
Meski terdapat makam pahlawan nasional di dalamnya, tempat pemakaman itu terlihat biasa saja, sama seperti TPU di desa pada umumnya.
Juru kunci makam KH Samanhudi, Samto mengatakan, KH. Samanhudi berasal dari kampung Laweyan, Solo. Dengan Desa Banaran, Grogol, Sukoharjo, wilayah itu hanya dibatasi sungai.
Makam KH. Samanhudi persis berada di seberang sungai yang sudah masuk wilayah Desa Banaran, Sukoharjo.
"Orang Laweyan dulu dimakamkan di sini semua, karena hanya dibatasi sungai, " kata Samto, Jumat (14/10/2022).
Setelah meninggal pada 1956, jenazah KH. Samanhudi ternyata tidak dimakamkan di Makam Pahlawan.
Baca juga: PLN dan Serikat Pekerja Sepakat Akselerasi Transformasi Perusahaan
Atas permintaan keluarga, jenazah pahlawan nasional itu dimakamkan di tempat pemakaman umum di kampung kelahirannya.
Keluarga tentu punya alasan khusus mengapa jenazah Samanhudi tak ikut dimakamkan di taman makam pahlawan sebagaimana pahlawan lainnya yang telah gugur.
Menurut dia, keluarga atau masyarakat akan kerepotan atau tidak leluasa berziarah jika Samanhudi dimakamkan di makam Pahlawan.
"Apalagi kan jauh jarak makam pahlawan dari rumah keluarga di sini," ujarnya.
Ada hikmah tersendiri tokoh pergerakan nasional itu dimakamkan di pemakaman umum.
Keluarga dan masyarakat bebas berziarah ke makam Samanhudi tanpa melalui prosedur atau aturan khusus kenegaraan.
Karena menyatu dengan makam warga, makam KH. Samanhudi dibuka 24 jam bagi peziarah.
Tidak ada pintu khusus yang dijaga menuju makam Samanhudi. Peziarah bebas masuk melalui beberapa pintu makam yang tersedia.
Samto mengatakan, peziarah ke makam Samanhudi bukan hanya dari kalangan keluarga, namun juga masyarakat umum hingga peneliti atau pegiat sejarah.
Banyak pula peziarah yang datang dari luar kota.
"Peziarah banyak dari luar kota, " katanya.
Baca juga: Tingkatkan Layanan, Biznet Perluas Jaringan Kabel Fiber Optic Bawah Laut Senilai Rp 3 Triliun
Sejarah pergerakan nasional tak bisa lepas dari nama tokoh KH.Samanhudi.
Tahun 1905, Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI), yang disebut sebagai organisasi massa tertua di Indonesia.
SDI kemudian berkembang dan berubah nama menjadi Sarekat Islam.
SDI mulanya adalah perkumpulan pedagang atau pengusaha muslim yang menentang politik Belanda untuk memberikan keleluasaan pengusaha asing.
"Samanhudi dari keluarga orang kaya, pengusaha batik, " katanya. (*)