Berita Pati
Prihatin Netizen Indonesia Disebut Paling Tidak Sopan, Madrasah Damai Gelar Pelatihan Media Sosial
Madrasah Damai membangun ruang digital yang lebih ramah untuk menghargai sebuah perbedaan dan mengutamakan nilai kesantunan.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Raka F Pujangga
Terkait hal ini, para peserta pelatihan juga dibekali pengetahuan mengenai cara merespon berbagai tipe audiens.
"Ada model audiens yang selalu membenci, hater. Bagaimana menyikapi itu, apakah akan kita lawan terus atau bagaimana. Begitu pula model audiens yang selalu setuju. Kami kategorisasikan model-model audiens tersebut dan bagaimana cara menyikapi itu," jelas dia.
Madrasah Damai memiliki cita-cita menebarkan nilai perdamaian khas pesantren kepada masyarakat.
"Komunitas ini pada 2018 kami awali dengan pelatihan nilai-nilai perdamaian seperti menerima diri, menghargai perbedaan, bagaimana perdamaian itu harus dibangun dan juga ditularkan kepada banyak orang," kata dia.
Madrasah Damai juga telah mengembangkan modul dan membentuk pelatih-pelatih perdamaian.
"Kami akan memviralisasikan modul itu. Setiap tahun kami juga membuat training of trainer untuk trainer perdamaian," jelas dia.
"Dilakukan sekolah, terutama di lingkungan Kajen, teman-teman sudah dilibatkan menjadi trainer. Kami jadikan bagaimana kultur budaya perdamaian pesantren bisa disebarluaskan," tandas Kamilia.
Baca juga: Jadi Tontonan, Viral Video Duel Remaja di Kabupaten Blora
Satu di antara peserta pelatihan, Amrina Rosyada, mengaku tertarik mengikuti pelatihan dari Madrasah Damai ini untuk membentengi diri daru pengaruh buruk media sosial.
"Sekarang kan generasinya adalah generasi digital. Sosial media sebagai ruang dialog sekarang ini malah banyak diisi anak muda yang sering berkata kasar. Saya sebagai generasi muda ingin tahu bagaimana caranya agar tidak terpengaruh dan terjerumus pada hal negatif seperti itu," kata dia.
Mahasiswi Institut Pesantren Mathali'ul Falah (IPMAFA) ini mengaku aktif di berbagai platform di media sosial, antara lain Facebook dan Instagram.
Sebagai kreator konten, dalam artian penghasil konten di media sosial, ia harap warganet bisa lebih santun dan bijak. Menjadikan media sosial sebagai ruang dialog digital yang bermanfaat. (mzk)