Berita Jateng

Tahun Ini Jawa Tengah 'Digoyang' Gempa 38 Kali, Ini Penyebabnya

Sebanyak 38 kali Provinsi Jawa Tengah 'digoyang' gempa bumi dengan lokasi episenter berada di darat.

Penulis: Agus Salim | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM/DESTA LEILA KARTIKA
Kondisi pasca terjadinya bencana alam angin puting beliung yang menerjang Desa Pagerbarang, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Selasa (13/9/2022), sekitar pukul 14.00 WIB. Sementara tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tersebut. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Gempa berkekuatan 4,4 magnitudo mengguncang beberapa wilayah di Jawa Tengah selama tahun 2022.

Adapun wilayah yang mengalami guncangan gempa adalah Wonosobo, Wonogiri, Semarang, Salatiga, Boyolali, Ajibarang, Purbalingga, Purworejo, Cilacap, dan Banyumas.

Baca juga: 11 Desa di Jepara Terancam Krisis Air Bersih, BPBD Jepara Kirim Pasokan Air

Kepada Tribun Jateng, Kepala Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara, Heri Susanto Wibowo membenarkan kejadian itu.

Menurutnya, hingga September 2022, data Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mencatat ada 38 kali kejadian gempa dengan lokasi episenter di darat.

"Sebanyak 38 kali gempa bumi dengan titik episentrum di daratan Jateng terjadi pada Januari hingga September 2022," kata Heri saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (6/10/2022).

Hal ini, kata Heri disebabkan adanya sesar lokal aktif di wilayah Jawa tengah dan adanya zone subduksi (penyusupan) lempeng di Selatan Jawa.

Sejumlah alat seismograf yang terpasang di sejumlah wilayah seperti Pantai Selatan, pegunungan tengah dan pantai utara juga mendeteksi gempa tersebut.

"Gempa darat sekecil apapun bisa dilacak lewat seismograf," ujarnya.

Baca juga: Over Fishing Bisa Jadi Bencana di Pantura, Ganjar Minta Forum PT Perikanan untuk Peduli

Menurutnya, frekuensi gempa darat mengalami peningkatan lantaran dipengaruhi faktor lempeng zona subduksi yang berada di Pantai Selatan Jateng. 

"Adanya zona subduksi maka ada pertemuan antara lempeng Indo Eurasia yang masuk ke lempeng Indo Australia. Kondisi itu akhirnya membuat patahan sesar lokal mengalami pergerakan," imbuhnya.

Disinggung mengenai lokasi sesar, Heri tak menampik jika masih banyak sesar lokal yang belum terdeteksi oleh pihaknya.

Untuk saat ini, lanjutnya, sesar lokal yang terpantau BMKG ialah sesar Baribis-Kendeng dengan sebaran segmen Kendeng, segmen Brebes, segmen Pemalang, segmen Weleri dan segmen Semarang. 

"Di Jawa Tengah ada tujuh sesar lokal yang teridentifikasi. Sesar Kali Bening, sesar Purwodadi, sesar Semarang. Tapi, gempa darat yang muncul selama ini tidak pernah dirasakan warga. Kita juga tidak mendapat laporan adanya kerusakan bangunan atau rekahan tanah," terangnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved