Berita Jateng

Koordinasi Pencegahan Korupsi dengan Bupati/Wali Kota & KPK, Ganjar Singgung Potongan BLT di Blora

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, sebut korupsi masih terjadi di mana-mana bahkan hingga level terendak di tingkat dusun. Misal aksi sunat BLT di Blora

Penulis: Hermawan Endra | Editor: Yayan Isro Roziki
Humas Pemprov Jateng
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memberikan paparan saat acara Rapat Koordinasi Pemberantasan Tindak Korupsi Terintegrasi yang dihadiri oleh seluruh bupati/wali kota di Jawa Tengah, DPRD, serta perwakilan dari KPK dan BPKP Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa (27/9/2022). 

  • Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyebut tindak pidana korupsi masih terjadi di mana-mana, bahkan hingga level terendak di tingkat dusun.
  • Hal itu disampaikan Ganjar saat rapat koordinasi pencegahan korupsi dengan bupati/wali kota se-Jateng dan KPK, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa (27/9/2022).
  • Ganjar menyinggung aksi sunat atau pemotongan BLT di Blora, belum lama ini.

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengatakan masih adanya kasus operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terjadi akhir-akhir ini membuktikan bahwa tindak pidana korupsi bisa terjadi di manapun.

Menurutnya itu sebagai pengingat kepada eksekutif maupun legislatif di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota agar memperbaiki sistem pencegahan korupsi.

Hal itu diungkapkan Ganjar di sela-sela menghadiri acara Rapat Koordinasi Pemberantasan Tindak Korupsi Terintegrasi yang dihadiri oleh seluruh bupati/walikota di Jawa Tengah, DPRD, serta perwakilan dari KPK dan BPKP Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa (27/9/2022).

"Itu tidak cukup di lips service, buktinya dikandani (diingatkan) juga ngeyel (keras kepala) gitu, kemudian terjadi OTT di mana-mana."

"Dalam konteks inilah pertemuan pagi ini menjadi penting agar kawan-kawan dari DPRD dengan eksekutif di tingkat kabupaten/kota bisa berelasi dengan baik khususnya dalam membangun sistem yang mencegah korupsi," kata Ganjar, dalam keterangannya.

Dalam acara itu, Ganjar menceritakan beberapa kasus korupsi yang akhir-akhir ini terjadi.

Mulai dari pemotongan dana bantuan langsung tunai (BLT) di Kabupaten Blora, OTT pejabat seperti kejadian di Pemalang beberapa waktu lalu, dan OTT yang melibatkan hakim agung di Mahkamah Agung.

"Saya ceritakan secara terbuka tadi, hari ini lagi banyak dan rame, umpama kejadian di Blora tentang pemotongan BLT."

"Orang mungkin melihat itu kecil sekali tapi dari segi kelakuan itu tidak benar."

"Kedua, tadi saya juga sampaikan bagaimana kejadian akhir-akhir ini dengan OTT dan itu bisa terjadi di manapun, lalu saya tarik mundur lagi kejadian di Pemalang."

"Hari ini saya senang karena Bupati/Walikota, pemerintah provinsi, terus kemudian ada DPRD semuanya ikut serta untuk kita bisa memperbaiki sistem ini, bagaimana mencegah korupsi," jelasnya.

Ganjar memberikan gambaran mengenai relasi dan perbaikan sistem yang dapat dilakukan bersama antara eksekutif dan legislatif.

Misalnya mengenai pengesahan APBD jangan sampai ada kolusi. Apa yang menjadi aspirasi rakyat harus dimasukkan dalam sistem secara terbuka dengan baik.

Sebab mitigasi korupsi dapat dimulai dari keterbukaan pengesahan APBD dengan membangun kesepakatan tentang syarat penting dan membuang syarat yang tidak penting.

"Mitigasi korupsinya ada di situ, bagaimana make a deal yang baik dengan syarat seperti daerah miskin musti ditolong, potensi stunting harus dibereskan, politik pangan di tengah situasi perubahan climate change global terus kemudian harga yang meningkat karena kondisi eksternal yang musti diperbaiki, arahkan APBD-nya ke sana. Itu saja," katanya.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved