Berita Jateng
Paguyuban Pedagang Dukung Penyegelan Lapak di Johar oleh Satpol PP Kota Semarang
Paguyuban pedagang Pasar Johar mendukung penyegelan lapak yang dilakukan Satpol PP Kota Semarang.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Paguyuban pedagang Pasar Johar mendukung penyegelan lapak yang dilakukan Satpol PP Kota Semarang.
Ketua Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Pasar Johar, Surahman mengatakan, adanya pedagang yang masih berjualan di dua tempat membuat Pasar Johar tidak kunjung ramai seperti Johar sediakala.
Padahal, pemerintah telah membangunkan sedemikan bagus sehingga diharapkan pedagang bisa memanfaatkan semaksimal mungkin.
"Ada pedagang dua kaki, pastinya mematikan yang di sini. Sudah dibangun harus dimanfaatkan bersama. Kalau dibiarkan kosong, ya amleng. Kami dari pedagang sangat mendukung upaya penyegelan ini karena kami tidak mau teman-teman yang sudah patuh aturan justru mati kutu," papar Surahman, Senin (26/9/2022).
Menurutnya, jumlah pedagang yang berjualan di dua tempat tidak banyak.
Baca juga: Seorang Siswi SMP di Kudus Diduga Jadi Korban Rudapaksa, Guru Bantah Dituding sebagai Pelaku
Hanya saja, itu sangat berpengaruh terhadap hidupnya kembali Pasar Johar.
PPJP pun sudah memberikan imbauan berulangkali kepada para pedagang agar segera pindah ke Johar.
Namun, beberapa pedagang beranggapan berjualan di MAJT lebih menjanjikan karena lebih ramai pembeli.
"Mereka ini malah justru menjawab kalau di Pasar Johar tidak laku, makanya memilih berjualan di sana (MAJT). Ya itu karena tidak kompak, kalau kompak pindah semua, saya yakin pembeli akan datang kesini," ujarnya.
Senada, Ketua Paguyuban Pedagang Bumbon dan Sayur, Robert Wibowo juga mendukung penindakan penyegelan yang dilakukan pemkot.
Dengan penyegelan ini akan membuat pedagang segera menentukan pilihan tempat berdagang sehingga tidak ada pedagang yang berjualan di dua tempat.
Pasalnya, selama ini Pasar Johar Selatan, saat aktivitas malam hanya ada sekitar 15 pedagang aktif, terdiri dari 10 orang pengurus paguyuban dan 5 orang anggota.
Padahal, pedagang bumbon dan sayur identik dengan buka 24 jam dan lebih banyak beroperasi saat dini hari.
Namun kenyataannya, hingga saat ini aktivitas pasar Johar Selatan sepi pembeli lantaran banyak pedagang yang masih berada di relokasi MAJT.
"Adanya penyegelan oleh Satpol PP ini diharapkan bisa membawa kembali pedagang ke Johar Selatan karena selama ini masih banyak yang di relokasi MAJT. Kami ingin pasar ini hidup lagi seperti semula," ungkapnya.