Berita Jepara
Pengusaha Bus di Jepara Protes Pembatasan Pembelian Solar di SPBU: Tidak Masuk Akal!
Pengusaha bus di Jepara protes pembatasan pembelian solar 200 liter per hari untuk bus. Organda Jepara menyebut aturan ini tidak masuk akal
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Pengusaha angkutan penumpang berupa bus di Jepara protes kebijakan pembelian solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Pengusaha bus di Jepara menyatakan, aturan pembatasan pembelian solar di SPBU adalah hal tak masuk akal.
Menurut para pengusaha bus, aturan pembatasan pembelian solar bukan solusi yang tepat.
Baca juga: Harga Tiket Bus AKAP di Jepara Naik Rp50.000, Imbas Kenaikan Harga BBM
Baca juga: Nelayan Ingin Beli Solar, Bukan Merampok, Nestapa Nelayan Jepara, Tak Bisa Melaut karena BBM
Kebijakan itu justru semakin menyulitkan pengusaha bus.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Jepara, Iqbal Tosin, membeberkan pembatasan pembelian solar ini menambah daftar beban yang dihadapi pengusaha bus.
Sebelumnya, pengusaha bus terdampak perang Rusia-Ukraina dengan kenaikan harga suku cadang bus.
Kemudian harga BBM yang berimbas kepada kenaikan harga tiket.
Kini ditambah lagi dengan pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
Aturan tak masuk akal
Menurut Iqbal, aturan yang membatasi pembelian solar maksimal 200 liter itu tidak masuk akal.
Sebagai gambaran kebutuhan solar untuk perjalanan Jepara-Jakarta pergi dan pulang membutuhkan solar 500 liter.
"Kalau kuota dibatasi 200 liter itu sampai mana sehari?" kata Iqbal kepada tribunmuria.com, Senin, 19 September 2022.
Iqbal mengungkapkan pengusaha bus kesulitan menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
Menurutnya, pengusaha bus termasuk jasa layanan masyarakat.
Seharusnya tidak ada pembatasan solar untuk bus atau kendaraan plat kuning.