Pegawai Bapenda Semarang Hilang
Respon Hendi setelah Mayat Tanpa Kepala Dipastikan Iwan Budi Bapenda Semarang: Tunggu Polisi
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, minta warga menunggu polisi tangkap pelaku pembunuhan Iwan Budi, untuk ungkap kematian pegawai Bapenda Semarang
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Yayan Isro Roziki
"Jadi, sampai hari ini saya belum berpikir apakah Iwan Budi memang benar-benar terkait hal itu (korupsi)."
"Sekali lagi, penentunya pak polisi yang menangkap pelaku. Kalau bisa ditangkap tentu saja kita tidak perlu menduga-duga."
"Kita bisa dapat jawabannya setelah pak polisi kerja keras menangkap pelaku," jelasnya.
Polisi ungkap hasil tes DNA
Sebelumnya diberitakan, polisi memastikan mayat korban mutilasi tanpa kepala, yang hangus dibakar di sebuah lahan kosong di Jalan Marina Raya Semarang, adalah Iwan Budi --pegawai Bapenda Semarang, yang dilaporkan hilang.
Kepastian ini diperoleh setelah hasil tes menyatakan DNA anak-anak Iwan Budi dan DNA mayat korban mutilasi adalah identik.
Meski demikian, polisi masih terus menyelidiki motif pembunuhan terhadap Iwan Budi.
Polisi menyelidiki adanya kemungkinan motif lain di luar upaya pengungkapan kasus korupsi hibah tanah aset Pemkot Semarang, di mana Iwan Budi menjadi satu di antara saksi yang akan diperiksa.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, mengatakan hasil tes DNA kerangka jenazah yang ditemukan di Jalan Marina Raya dan sampel DNA anak Iwan Budi diketahui identik.
Kata Kombes Iqbal, tes DNA tersebut dilakukan oleh tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri.
"Tes DNA dilakukan tim Puslabfor Mabes Polri terhadap lima sampel yaitu tulang iga korban, tulang clavicula (enthong), sampel 2 DNA anak laki-laki dan sampel DNA anak perempuan."
"Hasil temuannya identik, jadi 100 persen dipastikan bahwa kerangka tersebut adalah saudara Iwan," jelasnya, Rabu (14/9).
Polisi periksa 14 saksi
Menurutnya, saat ini polisi masih melakukan investigasi terkait penyebab kematian korban.
Tim Polrestabes Semarang dan Ditreskrimum Polda Jateng masih berupaya mengumpulkan berbagai keterangan dan bukti tambahan.