Berita Jateng
Minta Korban Potong Bagian Sensitif, Guru Spiritual Palsu asal Riau Ditangkap Polres Pekalongan
Seorang janda Kabupaten Pekalongan jadi korban guru spiritual palsu. Korban diminta memotong bagian sensitif tubuhnya sebagai ritual pembersihan aura
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, KAJEN - Polres Pekalongan menangkap guru spiritual abal-abal asal Provinsi Riau.
Guru spiritual palsu tersebut ditangkap polisi karena menipu dan berlaku sadis, meminta korban memotong puting payudara dan bagian sensitif tubuh lainnya.
Adalah Afrizal (29) warga Riau, Provinsi Riau, guru spiritual abal-abal yang ditangkap Satreskrim Polres Pekalongan.
Afrizal yang mengaku sebagai guru spiritual, meminta korban memotong bagian sensitif tubuh korban.
Selain diminta memotong puting, korban diminta menyayat bagian kelamin.
Tak hanya itu, korban juga diminta untuk bersebadan dengan anak kandung korban.
Semua itu, kata Afrizal si guru spiritual abal-abal, sebagai bagian dari ritual pembersihan aura gelap pada tubuh korban.
Polisi menyebut, korban Afrizal sang guru spiritual abal-abal merupakan seorang janda asal Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Kronologi
Kapolres Pekalongan AKBP Arief Fajar Satria mengatakan, perkenalan pelaku dan korban bermula dari media sosial facebook.
"Awalnya, bulan Februari 2022 korban bergabung ke group facebook 'Terawang dan Arti Mimpi'."
"Dari group tersebut korban mendapat messenger Facebook dari pemilik akun FB bernama Fitria yang mengatakan bahwa aura korban gelap, dan menyarankan korban untuk konsultasi dengan orang pintar atau guru spiritual yang bernama ibu Sri."
"Ibu Sri ini yang dimaksud adalah tersangka Afrizal. Jadi tersangka menyamar sebagai ibu Sri," kata Kapolres Pekalongan AKBP Arief Fajar Satria kepada Tribunjateng.com, Jum'at (26/8/2022)
Setelah korban berkomunikasi dan berkonsultasi, kemudian tersangka menyarankan korban melakukan ritual pembersihan.
Ritual itu yakni, bersetubuh dengan anak kandung, memotong puting payudara (bagian sensitif tubuhnya), dan menyayat klitoris. Semua dilakukan dengan direkam video dan semuanya harus divideokan.
"Lalu, tersangka mengancam korbannya akan menyebar video tersebut ke media sosial. Karena ancaman itu korban mentransfer uang hingga Rp 38 juta karena takut videonya tersebar," imbuhnya.
AKBP Arief mengungkapkan, tersangka ditangkap petugas di terminal Kota Pekalongan saat akan melarikan diri.
"Dari hasil pemeriksaan, tersangka melakukan tunggal, kami akan menggali dulu, karena baru kemarin malam kami menangkap tersangka, insyaallah progres akan kami sampaikan," ungkapnya.
Selain itu juga, pihaknya mengimbau kepada para korban yang lainya untuk dilaporkan ke Polres Pekalongan ataupun polsek setempat.
"Barang bukti yang diamankan yaitu berupa puting payudara (bagian sensitif tubuhnya) korban, pakaian dan buku rekening," imbuhnya.
Pihaknya menambahkan, tersangka akan dijerat dengan pasal tindak pidana pelecehan seksual sebagaimana dalam UU RI no 12 tahun 2022, tindak pidana seksual dan juga sehubungan dengan UU RI No 11 tahun 2008 tentang ITE atau transaksi elektronik.
"Dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara, ditambah sepertiga masa hukuman," tambahnya.
Di hadapan polisi tersangka Afrizal tega melakukan penipuan tersebut karena kebutuhan ekonomi.
"Saya sehari-hari jualan ikan, lalu menipu bisa menerawang ibu itu agar tidak selingkuh."
"Karena dulu mengaku telah selingkuh, hingga saya suruh memotong puting payudara (bagian sensitif) dan klirotisnya," kata Afrizal.
Sementara itu, Cicih Eko Atmwati selaku Kabid Perlindungan Perempuan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pekalongan mengaku, pihaknya sudah melakukan pendampingan terhadap korban.
"Anaknya kita dampingi karena sekarang di pondok pesantren, sementara ibunya juga kita dampingi dan kondisinya sudah membaik," katanya. (dro)