Berita Jateng

Harga Tembakau Terjun Bebas pada Termin Kedua Pabrikan, Petani di Temanggung Resah

Harga tembakau di Temanggung anjlok di tengah panen raya tembakau. Pada termin kedua, pabrik memebli tembakau petani hanya seharga Rp30.000 - Rp40.000

Dok DPC APTI Temanggung
Suasana aktivitas jual-beli tembakau di salah satu pabrikan di Kabupaten Temanggung, Kamis (25/8/2022). Petani tembakau resah, lantaran pada termin kedua ini, harga beli pabrik di Temanggung merosot jauh. 

Ganjar mengatakan perkembangan bisnis tembakau dan rokok selalu bertemu masalah yang sama dari tahun ke tahun.

Menurutnya seluruh pihak, baik pembuat kebijakan, petani, dan industri harus duduk bersama.

Ia menjelaskan problem yang selalu ditemui setiap tahun adalah ketika panen penjualannya seperti apa.

Dalam hal ini dibutuhkan komunikasi dengan industri. Sementara industri ketika berjualan produk membutuhkan regulasi.

"Ada PP yang mengatur tentang tembakau. Selalu biasanya ramai kebijakan cukai."

"Ini yang hari ini menurut saya antara pembuat kebijakan, di hulunya ada petani, di tengahnya ada industri, ini musti duduk bareng karena ini menarik," kata Ganjar seusai mengunjungi gudang tembakau pabrik rokok Gudang Garam dan Djarum di Temanggung, Selasa (9/8/2022).

Persoalan itu selalu menjadi pembahasan hangat. Padahal bisnis tembakau dan rokok sudah ada sejak ratusan tahun bahkan sebelum Republik Indonesia berdiri.

Negara juga selama ini mendapatkan penghasilan dari bisnis tersebut.

"Sisi lain ada yang tidak setuju, maka orang bicara kesehatan. Sisi lain makin banyak perusahaan kita diambil orang."

"Ini kan fenomena maka kita barusan ngobrol ternyata ada impor kretek, ah yang benar ini?"

"Saya kira kebangetan sekali kalau negara ini impor rokok kretek. Kaya tidak bisa buat sendiri," katanya.

Melalui obrolan dengan petani dan industri rokok, Ganjar mengaku selalu mendapatkan perkembangan terkini terkait hubungan petani dan pabrik selaku pembeli hasil panen.

Ia ingin relasi yang susah terjalin baik di Jawa Tengah bisa terus berjalan beriringan.

"Kalau kemudian politik rokok sedang berubah ya mari kita ikut, kita imbangi perubahan itu, jangan mudah menyerah."

"Jangan kemudian semua bicara, ini bisnis yang mungkin tidak bagus dari sektor lain tapi yang lain mendesakkan kekuatan masuk kepada kita semua. Kita musti waspada soal itu," jelas Ganjar.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved