Berita Jateng
Resto Digusur, Bangunan Baru Tak Kunjung Jadi, Investor Lokal Merasa Disia-siakan di KIT Batang
Manajemen KIT Batang atau KITB dinilai tidak profesional karena menyia-nyiakan investor lokal. Hal ini dialami oleh Juhara Suleman
Penulis: Dina Indriani | Editor: Yayan Isro Roziki
Di sisi lain, Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan bahwa pengusaha dan pencari kerja lokal menjadi prioritas namun hal itu harus disesuaikan dengan kebutuhan KITB.
"Apa yang dibutuhkan, kesiapan kita bagaimana, itu supaya nanti sinergi antara yang dibutuhkan dengan penyediaaan SDM dengan pengusaha lokal," ujarnya.
Ketua DPRD Kabupaten Batang, Maulana Yusup, pun turut menanggapi permasalahan ini.
Pasalnya, keberpihakan pendirian Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang pada pengusaha menjadi perhatian khusus DPRD
"Itu jadi salah satu perhatian khusus di dprd banyak sekali pengusaha lokal batang yang mengadu ke DPRD," tuturnya beberapa waktu lalu.
Ia mengakui, saat ini belum punya akses yang begitu luas ke KITB. Alasannya karena KITB merupakan proyek strategis nasional atau PSN.
Ketua Komisi C DPRD Batang Tofani Dwi Arieyanto menambahkan sudah saat KITB menunjukkan komitmen pada kearifan lokal.
Komitmen itu sudah berulangkali disampaikan manajemen KITB hingga Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia.
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan untuk tenaga kerja lokal harus jadi prioritas penyerapan tenaga kerja. Kemudian, pengusaha atau investor lokal juga jangan sampai dilupakan.
"Berkali-kali kami selalu bilang bahwa rakyat Batang jangan hanya jadi penonton,"pungkasnya.(din)