Berita Temanggung
Uniknya Suran Manten Lurah Traji, Tradisi Masyarakat Desa Traji Temanggung Sambut Malam 1 Suro
Uniknya Suran Manten Lurah Traji, Tradisi Masyarakat Desa Traji Temanggung Sambut Malam 1 Suro malam tahun baru hijriyah
TEMANGGUNG – Beragam tradisi digelar msyarakat, khususnya di Temanggung, menyambut datangnya tahun baru Hijriyah atau dalam penanggalan Jawa disebut malam 1 Suro.
Di antaranya tradisi 'Suran Manten Lurah Traji' yang digelar masyarakat Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, tiap menyambut 1 Muharram atau 1 Suro.
Tiap menyambut 1 Suro, kepala desa (Kades) Traji dan istri akan didandani layaknya pengantin, dan diarak dari balai desa menuju sumber air di desa setempat.
Seperti apa?
“Menyambut datangnya tahun baru umat Islam atau biasa disebut malam 1 Suro, warga di Desa Traji memang rutin menggelar serangkaian ritual prosesi adat,” ujar salah seorang pemangku adat, budaya, dan tradisi Desa Traji, Yosef Heristyo Endro Baruno.
Diakui, tradisi ini sempat terhenti selama dua tahun, karena dampak pandemi Covid-19.
Yosef pun memaparkan apa itu 'Suran Manten Lurah Traji'.
Dituturkan, dalam tradisi 'Suran Manten Traji' ini, kepala desa bersama pasangannya didandani ala pengantin dan diarak oleh warga menuju mata air utama yang bernama Sendhang Sidukun serta mata air lain sebagai sumber kehidupan.
“Mereka diarak dari Kantor Balai Desa menuju sejumlah sumber mata air, salah satu yang utama adalah Sendhang Sidukun."
"Di sana, mereka mengikuti acara doa bersama kemudian berebut gunungan hasil bumi."
"Menurut leluhur kami, ritual ini tak lain adalah simbol kedekatan manusia dengan alam sekitar, termasuk mata air yang menjadi pusat kehidupan sehari-hari masyarakat setempat,” bebernya.
Berdasar cerita turun-temurun yang beredar dan mengakar kuat di masyarakat wilayah Desa Traji, tradisi Suran Manten Lurah memiliki sejarah yang cukup melegenda.
Konan, kata Yosef, dahulu kala terdapat leluhur mereka yang bernama Kyai Sepanjang.
Ia mencari istrinya yang hilang dan terpisah selama beberapa waktu hingga akhirnya beberapa tahun kemudian istrinya tersebut kembali dapat ditemukan.
“Kyai Sepanjang dahulu pernah berjanji akan menggelar arak-arakan apabila istrinya kembali ditemukan. Dan itu telah berjalan ratusan tahun silam,” imbuhnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/suran-manten-lurah-traji.jpg)