Berita Slawi

Miris! Demi Berobat, Warga Terpencil di Kabupaten Tegal Harus Ditandu Pakai Sarung Sejauh 3,5 Km

Miris Demi Berobat Warga Terpencil di Kabupaten Tegal Harus Ditandu Pakai Sarung Sejauh 3,5 Km desa terpencil kabupaten tegal desa wotgalih jatinegara

Dok Warga
Warga Desa Wotgalih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, yang sakit terpaksa ditandu pakai sarung dengan melintasi jalan berlumpur sejauh 3,5 kilometer (Km) untuk dapat berobat dan mengakses fasilitas layanan kesehatan. Hal ini lantaran akses jalan menuju dan dari desa tersebut berupa tanah berlumpur, terjal, serta melintasi tengah hutan dan sungai. 

Demi bisa berobat ke fasilitas kesehatan (faskes), warga Desa Wotgalih, Kecamatan Jatingara, Kabupaten Tegal, harus rela ditandu menggunakan sarung sejauh 3,5 kilometer. Jalan desa di wilayah terisolir tersebut sulit dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Seperti apa?

TRIBUNMURIA.COM, SLAWI - Jelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia (RI), masih terdapat wilayah terpencil yang sulit diakses kendaraan, di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Adalah Desa Wotgalih, Kecamatan Jatinegara, wilayah desa terpencil di Kabupaten Tegal.

Akses jalan ke desa tersebut cukup sulit diakses oleh sepeda motor, apalagi kendaraan roda 4 atau lebih.

Akses menuju Desa Wotgalih berupa jalan berlumpur, terjal, dikelilingi hutan lebat dan melintasi sungai.

Secara geografis Desa Wotgalih yang dikelilingi hutan paling utara Kecamatan Jatinegara, merupakan wilayah perbatasan antara Kecamatan Kedungbanteng dan Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal.

Bahkan satu pedukuhan yang masuk Desa Wotgalih yaitu Dukuh Karangsari, merupakan pedukuhan yang paling sulit dilalui kendaraan baik mobil maupun sepeda motor.

Akses internet pun masih cukup sulit dijangkau, begitu juga dengan listrik yang masih terbatas.

Sulitnya akses jalan yang harus dilewati saat hendak masuk pedukuhan Karangsari karena melewati jalan berlumpur, terjal, dan melintasi sungai.

Sehingga hanya bisa dilalui menggunakan kendaraan khusus. Misalna, mobil jeep atau motor trail.

Jika ada warga yang saki,t maka harus ditandu, biasanya warga menggunakan sarung untuk alat bantu tandu.

Terlebih, bila cuaca masih sering hujan.

Kondisi memprihatinkan ini, harus dialami oleh salah satu warga Dukuh Karangsari RT 03/RW 01, bernama Warno, yang sakit dan membutuhkan perawatan khusus.

Mau tidak mau, Warno harus ditandu menggunakan sarung yang kemudian diangkat oleh dua orang warga yang lainnya, melewati hutan dengan jalanan becek, berlumpur sepanjang 3,5 kilometer bahkan harus menyeberangi sungai.

"Saat ini bapak saya keadaannya sedang sakit parah dan harus dibawa ke rumah sakit."

"Tapi untuk membawa bapak ke rumah sakit tidak mudah, karena akses jalan yang sulit sehingga terpaksa ditandu dengan sarung oleh dua orang."

"Untuk sampai di jalan yang beraspal di Desa Gongseng Kabupaten Pemalang jaraknya 3,5 km, nah setelahnya baru bisa menggunakan kendaraan," ungkap Aeni, yang merupakan anak dari Warno, kepada TribunMuria.com, Rabu (6/7/2022).

Meskipun harus melewati medan yang cukup sulit dan pastinya melelahkan, tapi Aeni dan keluarga berharap agar sang ayah (Warno) bisa pulih dan sehat kembali.

Sebagai warga Dukuh Karangsari, Desa Wotgalih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Aeni juga sangat berharap akses jalan bisa segera diperbaiki, atau dibuatkan akses yang mudah dilalui kendaraan baik sepeda motor maupun mobil.

Sehingga jika terjadi hal mendesak seperti sang ayah yang sakit, bisa segera tertangani dan ketika akses jalan bagus, mudah dilalui maka mobilitas perekonomian juga semakin lancar.

"Saya sebagai warga yang tinggal di Dukuh Karangsari, sangat berharap pemerintah bisa menbuat akses jalan yang bagus dan layak."

"Sehingga warga tidak lagi mengalami kesulitan, terutama saat ada yang sakit ataupun aktivitas biasa," harapnya.

Sementara itu, terpisah, Kepala Desa Wotgalih, Warji, tidak menampik jika akses jalan di desanya memang sangat sulit untuk dilalui.

Warga harus bersusah payah saat hendak melakukan aktivitas baik keperluan ekonomi, sekolah, kesehatan, dan lain-lain warga harus berjalan kaki.

Terlebih jika kondisi cuaca sedang hujan, maka warga akan melewati hutan jati yang jalannya becek, berlumpur, dan menyeberangi sungai.

Akses jalan yang kondisinya memperlihatkan, tidak hanya di Dukuh Karangsari saja.

Jalan kabupaten sepanjang 5 kilometer dengan lebar 4 meter penghubung desa lain Dukuh Wanarata menuju pusat Kecamatan Jatinegara, sekarang ini kondisinya juga sangat rusak parah bahkan sering menyebabkan warga yang lewat terjatuh.

"Kami dari pemerintah desa sudah sering mengajukan perbaikan jalan agar masyarakat bisa beraktivitas dengan nyaman, perekonomian, pendidikan, kesehatan bisa lancar, apalagi jalan tersebut akses satu-satunya warga."

"Kami pemerintah desa dan masyarakat, berharap pemerintah daerah, provinsi, maupun pusat bisa segera memperbaiki jalan tersebut," tutup Warji. (dta)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved