Berita Semarang
Buka Lapak Hewan Kurban saat Wabah PMK, Tim Gabungan Pemkot Temukan Pedagang Tak Kantongi Izin
Sejumlah lapak penjualan hewan kurban di Kota Semarang belum mengantongi izin pendirian lapak serta surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Beberapa lapak penjualan hewan kurban di Kota Semarang belum mengantongi izin pendirian lapak serta surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
Hal itu ditemukan saat Tim Gabungan Pemerintah Kota Semarang yakni Satpol PP, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan sidak ke lapak penjualan hewan kurban di wilayah Ngaliyan, Senin (27/6/2022).
Pemilik lapak penjualan sapi di wilayah Ngaliyan, Agung Suhendro mengaku belum mengantongi surat izin pendirian lapak.
Dia juga belum membawa SKKH dari kabupaten hewan tersebut berasal.
Baca juga: Sempat Dikira Ular, Warga Perumahan Sukoharjo Indah Pati Ternyata Menemukan Anak Buaya di Selokan
Baca juga: Sidang Perdana Kasus Mutilasi di Jatimulya Tegal, Keluarga Korban Desak Pelaku Dihukum Mati
Baca juga: RSUD Kartini Jepara Skorsing Terduga Oknum Perawat Cabul, Edy: Tak Layani Pasien Secara Langsung
Alasannya, SKKH masih dalam proses karena pada saat hewan dibawa ke Semarang pasar hewan daerah asal tutup.
"Surat dari sana belum, masih proses karena dokter hewan di Purwodadi tutup," ungkapnya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada tim Pemerintah Kota Semarang yang telah mengunjungi lapaknya.
Menurutnya, ini bentuk perhatian pemkot terhadap para pedagang hewan kurban untuk mengantisi PMK.
Dia berjanji akan segera mengurus surat-surat tersebut untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan.
"Kami antusias dan terima kasih, kami mendapat arahan untuk mengurus surat-surat kelengkapan hewan kurban. Tentu, kepercayaan pelanggan akan lebih meningkat dengan surat-surat yang kami lengkapi," terangnya.
Lebih lanjut, Agung juga mengaku belum tahu persis tanda-tanda hewan yang mengalami PMK.
Namun, sejauh ini dia berupaya memisahkan hewan yang sakit dari hewan-hewan lainnya.
Pihaknya juga menyiapkan tenda isolasi dan mendatangkan dokter hewan untuk mengobati hewan yang sakit.
Pihaknya juga mencoba mengobati dengan cara herbal yakni menggunakan kunir, brotowali, sitrun, dan betadin kumur.
"Saya matur pada beliau (petugas pengecekan dari Pemkot), ada satu hewan yang tanda-tandanya ngiler. Sudah Kami sendirikan. Sekarang sudah mulai tahap penyembuhan," tambahnya.
Baca juga: Terkendala Kesehatan, Lima Calon Jemaah Haji Asal Purbalingga Terancam Gagal Berangkat
Baca juga: PLN Peduli Tingkatkan Ketahanan Ekonomi Warga melalui Bantuan Pertanian Modern Hidroponik
Baca juga: Bantu Administrasi Penduduk, Dinsos Data Warga Penghuni Kolong Jembatan Layang Cakrawala Semarang