Berita Pati
50 Penderita Katarak di Pati Ikuti Operasi Gratis dari RS KSH dan PT Erela, Narti: Senang Sekali
50 Penderita Katarak di Pati Ikuti Operasi Gratis dari RS KSH dan PT Erela, Narti: Senang Sekali
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, PATI - Narti (60), warga Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten bersyukur mata kanannya yang terkena katarak bisa dioperasi.
Narti merupakan satu di antara 50 orang peserta operasi katarak gratis di Rumah Sakit Keluarga Sehat (RS KSH) Pati, Sabtu (25/6/2022).
Operasi katarak gratis ini merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Erela yang bekerjasama dengan RS KSH, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, Komunitas Gusdurian, serta Polres dan Kodim Pati.
“Saya merasakan sakit mata sudah satu tahun. Pandangan berkabut."
"Mata yang kanan sudah total tidak bisa melihat. Karena itu saya senang bisa operasi katarak gratis hari ini,” ujar dia pada TribunMuria.com.
Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati HUT ke-16 RS KSH dan HUT Ke-76 Bhayangkara.
Rina Kartika, putri Narti, mengatakan bahwa pihaknya mendapat informasi mengenai kegiatan operasi katarak gratis ini dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang bertugas di desanya.
“Didata oleh Babinsa. Ibu saya yang dioperasi mata kanannya. Sebab sudah katarak total. Kalau yang kiri baru gejala,” ujar dia.
Menurut Rina, program ini sangat membantu masyarakat. Terlebih, di perdesaan menurutnya pengetahuan mengenai penyakit katarak dan penanganannya masih minim.
Hal serupa disampaikan Kepala DKK Pati, Aviani Tritanti Venusia. Menurut dia, kasus katarak itu seperti fenomena gunung es.
Di permukaan, yang tampak penderitanya hanya sedikit. Padahal sejatinya banyak.
“Karena memang kebanyakan itu katarak senilis. Katarak yang dialami pada usia tua. Ini kerap tidak disadari."
"Dikira hal biasa, karena mereka mengira wajar jika orang tua melemah kondisi fisiknya,” ujar dia.
Padahal, lanjut Aviani, katarak akan lebih mudah diatasi jika diketahui sejak dini.
Terlebih, operasi katarak bukanlah operasi besar seperti misalnya operasi jantung.
“Bahkan tidak hanya di rumah sakit, kami juga beberapa kali adakan operasi katarak gratis di Puskesmas. Artinya operasi katarak ini simpel. Bukan momok,” kata dia.
Meski operasi katarak bisa ditanggung oleh BPJS, lanjut Aviani, program operasi gratis tetap diperlukan untuk membantu masyarakat.
Ketua Seksi Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebuataan Perdami Jateng, Andhika Guna Dharma, menyebut bahwa angka kebutaan nasional saat ini ialah 3 persen.
Adapun di Jawa Tengah 2,7 persen. Angka ini menurutnya tergolong tinggi.
“Harapannya, penemuan kasus di masyarakat selalu ditingkatkan. Peran serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas kami harapkan dalam hal ini.
Supaya terjaring masyarakat yang menderita katarak. Agar bisa dilakukan penanganan. Sehingga angka kebutaan turun,” ujar dia.
Direktur Utama PT Keluarga Sehat Sejahtera, Benny Purwanto, mengatakan bahwa dalam operasi katarak kali ini, pasien terlebih dahulu melalui proses screening yang meliputi pemeriksaan biometri.
“Ini untuk menyesuaikan ukuran lensa yang dibutuhkan pasien. Sehingga hasil operasi maksimal."
"Pasien tidak perlu menggunakan kaca mata tambahan setelah dioperasi. Kalau dulu, operasi katarak itu lensa yang rusak diambil. Setelah operasi harus pakai kaca mata tebal,” kata dia.
Menurut Benny, pasien yang dioperasi hari ini merupakan hasil penjaringan personel TNI-Polri di desa-desa.
Sejatinya jumlah penderita katarak yang terdata ada 150 orang, namun baru 50 di antaranya yang bisa ditangani hari ini.
Selanjutnya, pihaknya berencana kembali menggandeng sejumlah pihak untuk menggelar operasi katarak gratis pada momen Hari Polwan September nanti serta pada HUT TNI Oktober nanti.
Direktur PT Erela, Edi Susianto berharap, kegiatan operasi katarak yang merupakan program CSR PT Erela ini bisa berjalan lancar dan bermanfaat bagi masyarakat Pati yang membutuhkan.
Untuk diketahui, bersama RS KSH, PT Erela juga menggelar pengobatan gratis untuk masyarakat di Balai Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo.
Pengobatan gratis ini meliputi pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat, tensi, serta pemberian obat bagi masyarakat. (mzk)