Berita Temanggung

Dampak PMK, Peternak Penggemukan Domba di Temanggung Keluhkan Sulit Dapat Pasokan Bakalan

Dampak PMK, Peternak Penggemukan Domba di Temanggung Keluhkan Sulit Dapat Pasokan Bakalan

Istimewa
Suasana di tempat usaha penggemukan domba milik Syafii di Pringsurat, Temanggung. Pelaku usaha penggemukan domba di Temanggung mengaku kesulitan dapat bakalan ternak, setelah wabah PMK menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. 

TRIBUNMURIA.COM, TEMANGGUNG – Usaha penggemukan hewan ternak domba di Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, terdampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Pengusaha penggemukan domba di Prinsurat, Temanggung, mengaku kesulitan mendapatkan pasokan ternak.

Hal ini disampaikan oleh seorang pelaku usaha penggemukan ternak domba, Muhammad Syafi’i (32).

"Semenjak PMK merebak, disusul dengan penutupan sejumlah pasar hewan, kami kesulitan mendapat pasokan bakan domba untuk digemukkan," kata Syafii, dalam keterangannya, Kamis (23/6/2022).

Padahal sebelumnya, kata dia, pasokan bakalan domba sangat mudah diperoleh dari beberapa wilayah.

Di antaranya lokalan Temanggung, Magelang, Jawa Barat, Lampung, hingga Medan, Sumatera Utara.

“Terakhir saya meminta pengiriman satu truk bakalan domba berjumlah kurang lebih 200 ekor."

"Namun sampai sebulan belum juga mendarat di kandang penggemukan milik saya,” jelasnya.

Menurutnya, dengan siklus yang sangat pendek, hanya 2 sampai 3 bulan saja, bisnis penggemukan domba miliknya berpotensi mengalami penurunan omset dan tersendatnya perputaran usaha.

Pasalnya, selain kesulitan mendatangkan pasokan, harga bakalan di pasaran saat ini juga sudah melambung dari sebelumnya hanya Rp50.000 per kilogram, kini mencapai Rp53.000 per kilogramnya.

Hal ini diperparah dengan harga karkas atau daging yang masih belum beranjak dari harga lama.

“Biaya pembelian bakalan naik, tetapi pemasukan dari penjualan ternak tetap karena harga karkasnya juga belum naik sampai saat ini sehingga harga timbang hidupnya juga masih sama seperti yang dulu."

"Jadi otomatis labanya menurun dan perputaran bisnisnya semakin lambat karena kesulitan memperoleh barang (bakalan domba-red),” jelasnya lagi.

Syafi’i menambahkan, sejatinya pasar penggemukan ternak cukup terbuka lebar.

Hal ini dikarenakan permintaannya sampai saat ini masih sangat tinggi, terutama menuju Jogjakarta dan Tegal.

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved