Berita Semarang
Penurunan Tanah Jadi Faktor Pemicu Rob di Semarang, Hendi Upayakan Setop Penggunaan Air Tanah
Penurunan tanah menjadi pemicu banjir rob tinggi di Semarang. Hingga kini belum ada upaya berarti untuk menyetop penggunaan air tanah.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
Hal itu karena adanya penurunan muka tanah sebesar 10 sentimeter per tahun.
"Semarang ada land subsidence 10 sentimeter per tahun. Kita harus berkomunikasi, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri," ucapnya.
Lebih lanjut, Iswar menyampaikan, pembangunan tol laut sangat dibutuhkan yang nantinya berfungsi sebagai tanggul laut.
Pada pembangunan tol laut nanti, akan ada lahan seluas 220 hektare untuk kolam retensi.
Ini bisa dimanfaatkan sebagai air baku untuk suplai air bersih yang bisa dimanfaatkan masyarakat di wilayah utara dan timur.
Dengan demikian, pemakaian air tanah akan dapat diminimalkan.
"Tidak perlu lagi menggunakan air tanah. Kolam retensi juga bisa mengisi kembali rongga-rongga yang ada di dalam tanah," katanya.
Baca juga: Peringatan Hari Lahir Pancasila Dipusatkan di Ende, Ganjar Sebut Bagian yang Membuka Pikiran
Baca juga: Tim Wasev Sterad Tinjau Pelaksanaan TMMD di Blora, Bupati: Ini Sinergi yang Luar Biasa
Baca juga: Heboh Konvoi Khilafatul Muslimin di Brebes, Warga: Saya Kira dari NU, Pakaiannya Serba Hijau
Di sisi lain, lanjut dia, upaya peningkatan tanggul juga dilakukan.
Menurutnya, perlu ada inovasi terkait dengan peninggian tanggul yang tidak merubah total konstruksi bawah.
"Kita perlu menggunakan konstruksi dimana ketika terjadi land subsidence, kita ada manajemen. Perlu ada inovasi kaitan dengan itu. Tanggul setiap tahun ditambah tapi tidak mengubah secara total konstruksi di bawah," terangnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/295-kawasan-Lamicitra.jpg)