Berita Semarang

Penurunan Tanah Jadi Faktor Pemicu Rob di Semarang, Hendi Upayakan Setop Penggunaan Air Tanah

Penurunan tanah menjadi pemicu banjir rob tinggi di Semarang. Hingga kini belum ada upaya berarti untuk menyetop penggunaan air tanah.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/IWAN ARIFIANTO
Nasib sopir truk di kawasan berikat Lamicitra Nusantara harus tertahan selama hampir sepekan akibat banjir rob yang merendam kawasan tersebut, Sabtu (28/5/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Land Subsidence atau penurunan tanah menjadi salah satu faktor pemicu banjir rob tinggi di ibu kota Jawa Tengah.

Penurunan tanah di Kota Semarang khususnya wilayah utara dan timur sebesar 10 sentimeter per tahun.

Upaya meminimalkan penurunan tanah menjadi pekerjaan rumah pemerintah. 

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, sumbangan terbesar penyebab penurunan muka tanah adalah pemakaian air tanah yang berlebihan.

Baca juga: Kang Ojol dan Mbak PK Tertangkap Tangan Sedang Pesta Sabu di Brebes, Polisi: Ada Satu Orang Lagi

Baca juga: Tiga Pemancing di Purbalingga Hanyut Diterjang Banjir Bandang, Basarnas: Satu Selamat Dua Hilang

Dari hasil diskusinya bersama PT Pelindo III, memang masih banyak pelaku usaha yang menggunakan air tanah.

Upaya meminimalkan penggunaan air tanah perlu penanganan bersama antara Pemerintah Kota Semarang bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta PDAM. 

"Ini perlu tim gabungan untuk edukasi beralih dari air tanah ke air PDAM," ujar Hendi, sapaannya, Rabu (1/6/2022). 

Hendi menekankan, akan segera menggelar rapat koordinasi terkait penggunaan air tanah dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang, dan PDAM.

Pasalnya, penindakan air tanah merupakan kewenangan pemerintah provinsi, sedangkan retribusi air tanah ada di pemerintah kota.

Di sisi lain, PDAM juga perlu dilibatkan karena suplai air bersih dari PDAM. 

"Kami juga akan melibatkan dari unsur terkait misalnya Satpol PP dan seterusnya," tambahnya. 

Selain pemakaian air tanah pada kalangan pelaku usaha, dia menilai, pemakaian air tanah di kalangan masyarakat juga masih sangat banyak.

Hal ini perlu edukasi untuk mengurangi terjadinya penurunan tanah

Senada, Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan, harus ada komunikasi untuk penanganan land subsidence.

Saat ini, kondisi air laut cenderung lebih tinggi dibanding permukaan tanah di wilayah Semarang Utara dan Timur.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved