Berita Pati
Pembongkaran Jembatan Juwana Pati Timbulkan Macet Total saat Simulasi, Bagaimana Solusinya?
Pembongkaran Jembatan Juwana Pati Bikin Macet Total saat Simulasi, Bagaimana Solusinya?
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, PATI - Simulasi atau uji coba rekayasa lalu lintas terkait rencana pembongkaran dan pembangunan Jembatan Juwana dilakukan hari ini, Kamis (21/4/2022).
Simulasi dilakukan di Jalan Pantura Pati-Rembang Kilometer 12, tepatnya di sekitar Jembatan Juwana dan Jalan Lingkar Juwana.
Kegiatan ini dipimpin oleh Kabag Ops Polres Pati Kompol Sugino dan melibatkan unsur-unsur lintas sektoral terkait.
Yakni Satlantas Polres Pati, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR), Satpol PP, Forkopimcam dan kepala desa terkait.
Baca juga: Jembatan Juwana Dibongkar Mei 2022, Bupati Pati Minta Simulasi Rekayasa Lalin: Biar Gak Macet
Baca juga: Macet Parah di Jalur Pantura Rembang - Pati, Ada Perbaikan Jalan Kendaraan Mengular hingga 14 Km
Baca juga: Flyover Ganefo - Pasar Mranggen Titik Potensial Macet saat Mudik, Rekayasa Lalu Lintas Dipersiapkan
Kemudian Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah III Jateng, pejabat pembuat komitmen, serta penyedia jasa.
Simulasi rekayasa lalu lintas ini dilakukan mulai pukul 06.30 sampai 09.30 WIB.
"Hal ini menindaklanjuti hasil rapat koordinasi kemarin di Pemda Pati yang dipimpin oleh Bupati Pati, membahas rencana pembangunan Jembatan Juwana," kata Kasi Humas Polres Pati Iptu Sukarno.
Untuk diketahui, Jembatan Juwana akan mulai dibongkar untuk dibangun kembali Mei 2022 ini.
Perbaikan Jembatan Juwana ini merupakan bagian dari proyek penggantian dan/atau penduplikasian 37 jembatan Callender Hamilton (CH) se-Pulau Jawa oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Bupati Pati Haryanto meminta dilakukan simulasi rekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan saat proses pembangunan.
Simulasi dilakukan dengan cara mengalihkan arus lalu lintas dari arah barat melalui lingkar Juwana (contra flow), dari perempatan Alun-Alun Juwana dialihkan ke selatan selama kurang lebih 15 menit.
"Setelah dilakukan pengalihan arus lalu lintas, terjadi kemacetan total."
"Sehingga simulasi atau uji coba tidak diteruskan, dan untuk mengurai kemacetan atau menormalkan kembali arus lalu lintas membutuhkan waktu hampir 1,5 jam," jelas Iptu Sukarno.
Setelah simulasi tersebut, dilakukan rapat koordinasi yang dipimpin Kabag Ops Polres Pati Kompol Sugino.
Disimpulkan bahwa rencana rekayasa lalu lintas terkait pembongkaran dan pembangunan jembatan besar Juwana dengan cara mengalihkan arus lalu lintas dari arah barat ke lingkar Juwana (contra flow) sangat tidak mungkin dilakukan.
Terbukti setelah dilakukan uji coba selama 15 menit saja terjadi kemacetan total.
Setelah dilakukan konfirmasi terhadap pelaksana, ternyata belum dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin).
"Selanjutnya disarankan agar pihak pelaksana segera mengajukan Amdal lalin, sehingga bisa dikaji secara detail termasuk perhitungan tarikan dan bangkitan arus lalu lintas dapat dihitung secara rinci, yang akhirnya bisa muncul rekomendasi yang bersifat komprehensif, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kemacetan," jelas Iptu Sukarno.
Selanjutnya, ada wacana untuk secara bersama-sama mengusulkan penundaan pekerjaan, bila perlu pembuatan jembatan baru tanpa membongkar jembatan lama terlebih dahulu, sehingga jembatan lama masih bisa dipakai untuk lintasan arus dari barat.
Setelah jembatan baru selesai dibuat, kemudian baru dilakukan pembongkaran terhadap Jembatan lama.
"Terkait hal ini, PJN Wilayah III secara internal akan melakukan rapat koordinasi terlebih dahulu dengan jajaran Kemen PUPR terkait, PPK dan Penyedia jasa, dengan mempertimbangkan hasil simulasi hari ini," tandas dia.
Permintaan Bupati Pati
Sebelumnya diberitakan, pemerintah akan membongkar Jembatan Juwana, Pati, pade Mei 2022 mendatang.
Pembongkaran dilakukan lantaran jembatan ini dininali sudah tua dan untuk itu perlu dibangun ulang.
Perbaikan Jembatan Juwana ini merupakan bagian dari proyek penggantian dan/atau penduplikasian 37 jembatan Callender Hamilton (CH) se-Pulau Jawa oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Terkait hal ini, Bupati Pati Haryanto menggelar rapat koordinasi dengan penyedia jasa, pejabat pembuat komitmen (PPK), kepolisian, dinas perhubungan, dan beberapa unsur terkait lain.
Rapat ini dilangsungkan di Ruang Joyokusumo Sekretariat Daerah Kabupaten Pati, Selasa (19/4/2022).
"Ini koordinasi pertama. Perlu dilakukan karena pembangunan, pembongkaran Jembatan Juwana ternyata (jadwalnya) maju setelah lebaran, yaitu di bulan Mei."
"Perlu dibahas agar tidak terjadi kemacetan panjang saat pembangunan nanti," kata Haryanto.
Menurut Haryanto, antisipasi kemacetan perlu dilakukan sedini mungkin.
Sebab Jembatan Juwana yang berada di Jalur Pantura merupakan jalur ekonomi utama.
Terlebih, proyek pembangunan jembatan ini bersamaan dengan pembangunan ruas jalan nasional antara Juwana sampai Batangan sepanjang kurang-lebih 1,3 kilometer.
"Kamis nanti diadakan simulasi, rekayasa (lalu-lintas) agar kita tahu titik kemacetan yang paling crowded itu di mana."
"Karena jembatan Juwana ini adalah jalur ekonomi, jalur pantura."
"Kemudian ada alternatif di sebelah selatan namun belum memadai karena tidak bisa dipakai dua lajur, kecuali mobil kecil baru bisa," kata dia.
Menurut Haryanto, hasil kajian dari simulasi itu nantinya akan jadi pedoman untuk penerapan rekayasa lalu lintas selama dilakukannya perbaikan jembatan dalam kurun waktu delapan bulan.
"Ini juga untuk meminimalisir (risiko) rusaknya jalur alternatif. Karena nanti pasti ada jalur alternatif."
"Tadi sudah disampaikan, antara Jaken-Jakenan sampai Glonggong kan jalur alternatif."
"Namun itu hanya untuk mobil pribadi dan sepeda motor," tutur dia.
Haryanto berharap, upaya antisipasi ini bisa efektif mencegah kemacetan.
"Yang jelas, waktu pembangunan sampai 8 bulan, karena jembatan itu dibongkar total, kemudian dibangun baru."
"Harus ada simulasi dulu sebelum jembatan dibongkar, kita buat rekayasa (lalu lintas) sehingga kita tahu titik kemacetan."
"Jangan sampai sudah dibongkar, macet total, jadi problem, baru ada penanganan. Kita antisipasi jangan sampai terjadi kemacetan," tandas dia.
Koordinator Penggantian Jembatan CH Jateng, Fatoni, mengatakan bahwa Jembatan CH di Pulau Jawa, termasuk Jembatan Juwana, perlu diganti karena rata-rata usianya sudah 50 tahun.
"Secara konstruksi kekuatan sudah berkurang, sehingga dari Kementerian PUPR ada kebijakan penggantian."
"Daripada nanti ujug-ujug (tiba-tiba) terjadi fail, kerusakan, ambruk, seperti kemarin terjadi di Pekalongan, maka ada penggantian jembatan ini," jelas dia. (mzk)