Berita Blora

Ihwal 5 Rumah Warga Buluroto Terancam Ambruk karena Erosi Sungai Lusi, Begini Kata DPUR Blora

Ihwal Lima Rumah Warga Buluroto Terancam Ambruk karena Erosi Sungai Lusi, Begini Kata DPUR Blora

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Ahmad Mustakim
Kabid SDA DPUPR Blora, Surat, meninjau langsung lokasi tanah dan rumah warga yang terancam ambruk karena digerus erosi Sungai Lusi di Dusun Sasak, Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Kamis (7/4/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Lima rumah di Dusun Sasak, Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, rusak lantaran tanah di bawahnya tergerus erosi Sungai Lusi.

Erosi Sungai Lusi di kampung tersebut sudah berlangsung sejak lama, sekitar 12 tahun atau sejak 2010 lalu.

Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Blora bergerak meninjau langsung ke lokasi.

Baca juga: 5 Rumah Hampir Ambruk Digerus Erosi Sungai Lusi Blora, Amin: Pas Hujan Gak Berani Tidur di Dalam

Baca juga: Bedol Desa Warga Terdampak Bendung Gerak Karangnongko Blora, Bupati: Ada 5 Desa yang Dipindah

Baca juga: Sudah Terisi 5,8 Juta Kubik Air, Bendungan Randugunting Blora, Hendrawati: Kini Semakin Elok

Kepala DPUPR Blora, Sam Gautama Karnajaya, melalui Kepala bidang SDA DPUPR, Surat, mengatakan, pihaknya menindaklanjuti keluhan dan aspirasi dari masyarakat, terkait adanya informasi rumah warga yang rusak karena erosi Sungai Lusi.

"Kami sudah telepon langsung serta video call WhatsApp, dengan kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali - Juana, untuk penanganan daruratnya ataupun nanti penanganan permanennya," ucapnya kepada awak media, Kamis (7/4/2022).

Diungkapkan, dirinya memang senantiasa berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan BBWS Pemali Juana sebab wilayah tanah longsor atau digerus erosi tersebut ada di wilayah Sungai Lusi.

"Beberapa tahun yang lalu, dengan Kades setempat sudah mengadakan pertemuan dengan masyarakat sekitar aliran bantaran Sungai Lusi terkait dengan area-area terdampak, dan penataanya ke depan bagaimana agar tak terjadi longsor, maka akan dibuatkan semacam bangunan bendung," terangnya.

"Ini untuk menangani kejadian longsor yang ada di sepanjang wilayah sungai Lusi baik yang ada di desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo, ke atas sampai nanti di wilayah Kelurahan Kedung Jenar, Kecamatan Blora kota," sambungnya.

Diterangkan, untuk penanganan darurat sementara, sudah ada konsep perencanaan dan design.

Menurutnya, wilayah yang tergerus erosi Sungai Lusi berjarak sekitar 50 meter hingga 150 meter.

"Kita nanti coba kordinasi dengan teman-teman, untuk penanganan darurat agar bisa secepatnya dilakukan, biar masyarakat merasa aman dan nyaman," tutur dia.

Sementara itu,

Kepala Desa Buluroto, Margono mengatakan longsoran ini sudah terjadi sejak tahun 2010 sebelum dirinya menjabat.

"Sebenarnya dulu sudah dibangun bronjong, namun dialihkan ke Dusun Sambiroto, terbengkalai."

"Terus saat saya menjabat mengajukan ke Pamali Juwana dan dilayani pada tahun 2018 dan akan dibangun bronjong dari tim BUMN ke sini."

"Untuk itu, saya sudah tandatangan, tapi realisasi pembangunannya terhenti karena pandemi Covid-19."

"Kalau tidak, pada 2020 sudah dibangun harusnya," jelasnya.

Rencananya nanti di tahun 2023 akan dibuat bronjong, untuk membendung erosi Sungai Lusi.

"Anggarannya Rp1,5 sampai Rp3 miliar. Panjanganya 150 meteran," ujarnya.

"Harapannya, segera dibantu bagaimana untuk menanggulangi sementara, nanti kita musdeskan di desa."

"Dari desa kita akan bantu, BPD juga tadi menyarankan demikian," ucapnya.

Warga setempat, Mohamad Amin (71), mengatakan tanah milik penduduk sudah lama digerus erosi Sungai Lusi.

Termasuk tanah miliknya, yang di atasnya terdapat bangunan rumah tinggal.

"Erosi Sungai Lusi terjadi sudah sejak 2010 lalu, sudha sekitar 12 tahun."

"Kalau hujan deras, banjir, air surut, tanahnya ikut turun," ucapnya kepada tribunmuria.com di rumahnya, Kamis (7/4/2022).

Dikatakannya, sebelum digerus erosi Sungai Lusi, tanah miliknya tersebut cukup luas.

Namun, kini sebagian besar lahan miliknya telah hilang, hanyut bersamaan dengan derasnya arus air di Sungai Lusi.

"Ada lima rumah yang terkena, dua rumah itu saudara, adik sama misanan (sepupu)."

"Tahun 2018 paling parah, ini ditambah lagi," ungkapnya.

Dijelaskannya, bencana erosi tersebut sudah pernah ditinjau pihak terkait dari Semarang, tapi belum ada tindak lanjut. (kim)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved