Berita Demak

Soroti Dampak Buruk-Baik Jalan Tol Semarang-Demak, DPRD Minta Pemerintah Punya Rencana Jelas

Ketua DPRD Kabupaten Demak, Fahrudin Bisri Slamet (FBS) menyoroti sejumlah dampak buruk maupun baik terkait pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Moch Anhar
TribunMuria.com/Reza Gustav Pradana
Girder jembatan Tol Semarang-Demak yang melintang di atas Jalur Pantura Sayung, Kabupaten Demak, telah selesai dipasang pada Sabtu (12/3/2022) dini hari. 

“Peluang lain, mungkin rumah makan apung. Seperti di Jawa Barat itu kan banyak rumah makan apung dan masyarakat bisa memanfaatkan itu.

Bagaimana ke tempat wisata ini, nelayan bisa menggunakan perahu-perahunya tersebut,” harapnya.

Sementara itu, dr Singgih Setyono, mengatakan bahwa dari sisi pemerintah, pihaknya mendukung pembangunan jalan tol beserta manfaatnya bagi masyarakat dan membuka peluang baru untuk warga.

Untuk menghadapai dampak lainnya seperti rob dan banjir, Singgih mengatakan bahwa pihanya telah berupaya menumbuhkan pohon mangrove di kawasan pesisir hingga saat ini jumlahnya sudah semakin banyak.

“Mulai dan beberapa waktu yang lalu kita sudah mulai untuk menanam mangrove.

Di daerah sekitar Makam Syekh Mudzakir sudah banyak, mangrove sudah menjadi tempat wisata yang luar biasa.

Di situ ada Istambul, bukan di Turki tapi (singkatan dari) Istana Tambak Bulusan, di situ ada wisata yang bagus yaitu mangrovenya, terdapat trek mangrovenya yang sekarang sudah terbentuk, di Kecamatan Wedung, Kecamatan Bonang dan Kecamatan Karangtengah.

Mudah-mudahan saja amdal yang sudah dibuat jalan tol tidak sampai separah hingga memindahkan air, Pemkab juga tidak bisa sendirian (mengatasi rob), pasti perlu dukungan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat karena keterbatasan anggaran,” ujarnya.

Singgih mengatakan bahwa saat ini yang bisa dilakukan pemerintah yakni menormalisasi, memperbaiki saluran-saluran air, serta mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Menurutnya, satu di antara faktor banjir yakni sampah-sampah yang dibuang secara sembarangan.

Singgih menambahkan bahwa pihak pemerintah tengah berupaya memindahkan warga-warga yang terdampak rob di pesisir.

Meskipun demikian, masih terdapat sebagian warga yang menolak untuk dipindahkan atau direlokasi.

“Mereka inginnya masih ada di situ karena merasa tanahnya, meskipun tanahnya sudah tidak ada lagi, isinya hanya air, ini jadi tantangan kita bersama. Mungkin Pak Deddy bisa menaikkan, bendungnya tidak ganya di situ saja,” pintanya.

Terdapat dampak baik infrastruktur dengan sektor pariwisata, Singgih mengatakan bahwa pembangunan di Demak melalui sebuah perencanaan lima tahunan dan jangka menengah.

Ia mengatakan bahwa Kabupaten Demak memiliki empat saka guru (tiang utama) pembangunan, yakni pertama pariwisata, kedua pertanian, ketiga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta usaha membangun infrastruktur.

“Untuk 2022, fokusnya memang bagaimana menuju visi demak yaitu “Lebih Bermatabat, Maju dan Sejahtera.

Di masa Covid-19, sektor pariwisata paling kena dampaknya.

Meskipun demikian, Masjid Agung Demak dan Makam Sunan Kalijaga ini kedua terbanyak pengunjungnya setelah Borobudur,” terangnya.

Singgih juga menambahkan bahwa pihaknya akan mempersiapkan sarana dan prasarana terkait akomodasi sejumlah destinasi wisata religi tersebut.

“Sehingga kalau nanti akses tol ini dibuka, akan ada multiple effect, misalnya peningkatan kesejahteraan yang signifikan, pengangguran berkurang.

Belum UMKM, karena wisatawan beli oleh-oleh.

Jika wisatawan tinggal lebih lama seperti Beliau (FBS) sampaikan, otomatis kita siapkan infrastruktur untuk hotelnya, penginapannya.

Kalau mereka butuh makan, kita siapkan kuliner yang melingkupi tempat-tempat yang dekat dengan itu sehingga orang tidak terlalu harus keluar lagi,” tegas Singgih.

Sedangkan, Direktur Teknik PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak (PPSD) Deddy Susanto selaku dari pelaksana proyek Tol Semarang-Demak, mengatakan bahwa untuk seksi 2 (Sayung-Demak), akan dirampungkan pada akhir 2022.

“Sehingga harapannya pada awal tahun depan sudah bisa mulai beroperasi,” ujarnya.

Sementara itu, untuk seksi 1 (Kaligawe-Sayung), Deddy mengatakan bahwa akan diselesaikan pada akhir 2024.

“Akan dioperasikan pada awal 2025.

Memang tantangan untuk seksi 1 lebih besar, karena konstruksi tol sekaligus tanggul laut ini untuk mengatasi banjir rob di Semarang sisi timur dan Demak bagian barat,” ujarnya.

Baca juga: Masyarakat Kedunggading Kendal Arak Mustaka Masjid Baitturrakhim jelang Ramadhan Tiba

Baca juga: Resmikan Pengkoljagong Blora sebagai Kampung Pancasila, Kasdam IV/Diponegoro Singgung Keberagaman

Baca juga: Ikuti Arahan Presiden Jokowi Ihwal Target PDN, Ini yang Dilakukan Pemkab Blora

Deddy menambahkan bahwa terkait dampak infrastruktur terhadap pariwisata, pihaknya akan membuat satu rest area yang berada di tepi laut dan memiliki akses ke Makam Terapung Syekh Mudzakir.

“Mengenai dampak terhadap pariwisata dan sebagainya akan kami perhatikan, termasuk ada potensi nantinya memang ada satu rest area yang berada di tepi laut yang masuk di Kabupaten Demak.

Rest area ini bukan rest area pada umumnya karena ini berada di tepi laut.

Diharapkan nanti juga menjadi rest area wisata dan mempermudah akses ke Makam Syekh Mudzakir.

Dari rest area bisa memakai perahu untuk menuju makam tersebut,” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved