Berita Jateng

Masyarakat Kedunggading Kendal Arak Mustaka Masjid Baitturrakhim jelang Ramadhan Tiba

Momen mengharukan tergambarkan dari raut muka masyarakat Dusun Tapak Timur, Desa Kedunggading, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal.

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/SAIFUL MASUM
Sejumlah warga Dusun Tapak Timur, Desa Kedunggading, Kecamatan Ringinarum, Kendal menyaksikan pemasangan mustaka Masjid Baiturrakhim sambut Ramadhan, Minggu (27/3/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, KENDAL - Momen mengharukan tergambarkan dari raut muka masyarakat Dusun Tapak Timur, Desa Kedunggading, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal pada, Minggu (27/3/2022).

Jelang Ramadhan tahun ini, ratusan masyarakat menjadi saksi pengangkatan dan pemasangan mustaka Masjid Baiturrakhim.

Mustaka masjid diarak mengelilingi beberapa dusun sekitar sejauh 1 kilometer.

Antusias yang begitu tinggi ditunjukkan masyarakat Dusun Tapak Timur meski di bawah langit yang mendung.

Mustaka masjid diarak masyarakat selama kurang lebih 30 menit.

Kemudian dipasang di atas bangunan masjid yang baru direhab untuk melengkapi bangunan sebelum dimanfaatkan untuk beribadah Ramadhan dan seterusnya.

Baca juga: Rawan Jadi Episentrum Peredaran Narkotika, Blora Segera Bentuk BNNK, Jadi yang ke-10 di Jateng

Baca juga: Ganjar Kagumi Produk IKM Bali, Dorong Dipasarkan Lewat E-Katalog

Baca juga: Ikuti Arahan Presiden Jokowi Ihwal Target PDN, Ini yang Dilakukan Pemkab Blora

Ketua takmir Masjid Baiturrakhim, Kiyai Muhammad Bisri (51) mengatakan, arak-arakan pemasangan mustaka masjid ini sudah menjadi tradisi masyarakat sekitar.

Tercatat sudah dua kali pemasangan mustaka Masjid Baiturrakhirm dalam kurun waktu puluhan tahun.

Pertama kalinya dilakukan pada bangunan utama masjid yang saat ini masih dipertahankan keasliannya.

Dia berharap, pemasangan mustaka pada bangunan masjid yang baru ini bisa membawa berkah bagi kemakmuran jamaah masjid dan masyarakat sekitar.

"Memang arak-arakan ini sudah menjadi adat masyarakat sekitar. Antusiasnya sangat tinggi untuk menjadi saksi kesakralan dari sisi keagamaan ini. Artinya, masyarakat mempunyai rasa kepemilikan terhadap masjid ini sebagai pusat kegiatan keagamaan," terangnya.

Diketahui, masjid kuno yang diyakini berdiri sekitar 1901 itu baru pertama kali dipugar.

Hanya saja, pembangunan dilakukan tanpa merubah bangunan utama masjid yang masih dipertahankan di bagian belakang.

Dana yang dikeluarkan mencapai Rp 600 jutaan, dengan dimoniasi swadaya masyarakat sekitar.

Pihak takmir masjid berharap, antusias masyarakat untuk beribadah dan berkegiatan keagamaan di masjid bertambah agar masjid menjadi lebih makmur.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved