Berita Semarang
Kisah Sutimin, Tukang Becak Semarang Meninggal saat Antar Penumpang, Pamit Istirahat di Trotoar
Kisah Mbah Sutimin, Tukang Becak di Semarang Meninggal saat Antar Penumpang, Pamit Istirahat Sebentar di Trotoar
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Sutimin (60) tukang becak Semarang menghembuskan nafas terakhirnya saat bekerja, Selasa (22/3/2022) sekira pukul 14.00 WIB.
Pria tua itu meninggal dunia ketika membawa penumpang di Jalan Raden Patah, Rejomulyo, Semarang Timur.
Bangku penumpangnya berisi penuh barang rongsokan.
Sebab, ketika kejadian ia sedang membawa penumpang bernama Kamsinah (60) seorang tukang rongsok.
"Iya tadi saya datang ke rumah korban minta diantar jual rongsok ke daerah Berok," ujar Kamsinah.
Mbah Sutimin merupakan warga Tirtoyoso II, Rejosari, Semarang Timur.
Ia mengantarkan penumpangnya dari rumahnya.
Dengan penumpangnya, ia sempat bercerita bahwa besok tidak bekerja narik becah.
"Ia mengeluh capek dan ingin memperbaiki becaknya di bengkel," ucap Kamsinah.
Setiba di Jalan Raden Patah, tiba-tiba korban berhenti mengayuh becaknya.
Korban setelah itu turun dari becak dan bilang Kamsinah hendak minum sebentar sambil duduk di atas trotoar.
Tapi tak hanya duduk, korban ternyata berbaring santai di pinggir jalan besandarkan trotoar.
Korban ketika kejadian mengenakan kaos partai putih lengan merah dan celana kolor pendek hitam.
Tak lama kemudian, Kamsinah ikut turun dari becak.
Ia mendekati korban untuk melanjutkan obrolan mereka di atas becak.
Akan tetapi korban diam saja.
"Saya curiga dan minta tolong warga sekitar," bebernya.
Warga yang menolong di lokasi kejadian sempat memeriksa kondisi korban.
Ternyata sudah tidak ada denyut nadi di tubuh korban.
Warga lantas segera melapor ke polisi dan menghubungi Ambulan.
Polisi yang datang ke lokasi kejadian segera memeriksa kondisi korban dan sekitar lokasi kejadian.
Hasilnya,diduga Korban mengalami mengalami gagal nafas atau kecapekan.
Korban meninggal dengan posisi berbaring dengan bersandarkan trotoar. Mulut terbuka.
Tidak ada unsur kekerasan maupun bekas benda tumpul.
Informasi yang dihimpun dari warga,korban setiap harinya tinggal bersama seorang istrinya.
Korban tidak punya keluhan maupun riwayat penyakit.
Selanjutnya pihak keluarga membuat surat pernyataan yang menyatakan menerimakan kematian korban.
Keluarga tidak menuntut pihak manapun serta tidak dilakukan visum.
Jenazah diantar ambulan ke rumah korban untuk dimakamkan. (Iwn)