Berita Jepara

Warga Berdiri Berdesakan di Pinggir Jalan Sambut Ratu Kalinyamat, Tradisi Baratan Kriyan Jepara

Warga Berdiri Berdesakan di Pinggir Jalan Sambut Ratu Kalinyamat, Tradisi Baratan Kriyan Jepara. ratu kalinyamat topo wudo

TribunMuria.com/Yunan Setiawan
Menjelang Ramadan, warga Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara menggelar tradisi Baratan. Pelaksanaan tradisi disambut antusias warga. Warga melihat kirab rombongan Ratu Kalinyamat yang berkeliling di desa tersebut 

Berdasarkan cerita para leluhur, kata dia, Keraton Ratu Kalinyamat berada di Desa Kriyan. 

"Itu sudah diakui pemerintah. Tempatnya di belakang SMA Sula (Sultan Agung)."

"Tepatnya di Siti Inggil. Arti Siti Inggil adalah tanah tinggi," ungkapnya.

Dia membeberkan dulu Ratu Kalinyamat akan membangun Keraton di Desa Kriyan.

Pembangunan itu diawali dengan membuat pagar tembok pengaman atau benteng di Desa Robayan, Kecamatan Kalinyamatan.

Tapi proses pembangunan itu terhenti karena musibah besar menimpa Ratu Kalinyamat.

Sang suami Sultan Hadlirin dibunuh oleh orang suruhan Arya Penangsang.

"Karena terjadi seperti itu Ratu Kalinyamat sakit hati kemudian pergi khalwat atau menyendiri ke hutan Donorojo."

"Yang dikenal di masyakarat topo wudo singgang rambut," bebernya.

Ratu Kalinyamat bertapa sampai bisa membalas kematian sang suami tercinta.

Menurut Muhtadi, pengertian topo wudo artinya bukan telanjang, tetapi menanggalkan baju kerajaan dan meninggalkan keduniawian.(yun)

 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved