Berita Demka
Kini Minyak Goreng Curah Menghilang dari Pasar Demak, setelah Harga Minyak Goreng Kemasan Meroket
Stok Minyak Goreng Curah di Pasar Demak Tiba-tiba Kosong, Pedagang Tak Lagi Dapat Pasokan Barang
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Persediaan minyak goreng curah milik Arwani (40) --salah satu agen besar di Pasar Bintoro, Kabupaten Demak--tiba-tiba kosong sejak enam hari terakhir.
Padahal, agen miliknya menjadi pemasok utama minyak goreng curah bagi para pedagang lain.
Walhasil, para pedagang kecil kini pun tak punya stok minyak goreng curah.
Baca juga: Setelah Harga Ikut Mekanisme Pasar, Bupati Kudus Minta Distributor Tak Timbun Stok Minyak Goreng
Baca juga: Satgas Pangan Polda Jateng Sidak 150 Tempat, Temukan Minyak Goreng Menumpuk di Gudang Pekalongan
Baca juga: Harga Minyak Goreng Mahal, Pedagang di Tegal Heran: Kita Sulit Cari Stok, tapi Warga Bisa Jualan
Kelangkaan dan kekosongan stok minyak goreng curah ini terjadi setelah pemerintah mengambil kebijakan melepas harga minyak kemasan ke mekanisme pasar.
Tak lagi dibatasi dengan harga eceratan tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Arwani menerangkan bahwa sebelum pemerintah memberlakukan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah pada angka Rp14 ribu per liter, stok yang ia ambil di Pelabuhan Tanjung Emas masih tersedia.
“Sudah enam hari ini kosong, yang sebelumnya saya cuma dapat satu tangki dan sekarang habis."
"Sebelumnya saya jual Rp15 ribu,” ujarnya ketika ditemui TribunMuria.com di kiosnya, Selasa (22/3/2022).
Sementara itu, untuk ketersediaan minyak goreng kemasan, Arwani mengatakan bahwa kiosnya masih menyimpan beberapa.
Meskipun demikian, harga minyak goreng kemasan tersebut kini sudah melambung tinggi seusai pemerintah mencabut HET.
“Sekarang (minyak goreng kemasan) per liternya Rp24 ribu,” imbuhnya.
Kosongnya stok minyak goreng curah di kios milik Arwani ternyata berdampak pada sejumlah pedagang lain.
Mereka juga mengeluhkan kelangkaan goreng curah karena berdampak pada dagangannya yang lain.
“Para pedagang dan penjual hampir semuanya mengambil di tempat Bu Arwani karena agen besarnya.
Setelah stoknya kosong, yang lain juga kena,” ujar Susanti (43).