Berita Blora
Harga Migor Meroket, Ini Siasat Penjual Gorengan di Blora Bertahan: Tak Naikkan Harga, tapi . . .
Begini Siasat Penjual Gorengan di Blora Bertahan saat Harga Minyak Melambung: Tak Naikkan Harga, tapi . . . perkecil ukuran
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Meroketnya harga minyak goreng membuat pusing para penjual gorengan di Kabupaten Blora.
Di antaranya adalah Susi, seorang penjual gorengan di Kecamatan Jepon.
Susi dilema. Ongkos produksinya naik. Sementara, ia merasa kesulitan untuk menaikkan harga dagangannya.
Baca juga: Begini Siasat Penjual Gorengan di Blora Hadapi Lonjakan Harga dan Langkanya Minyak Goreng
Baca juga: Video Pedagang Gorengan Sepakat Naikkan Harga
Baca juga: Harga Minyak Goreng di Blora Bikin Pedagang Kocar-kacir: Kami sampai Kelaparan
Karena itu, ia bersiasat. Tak menaikkan harga, tapi memperkecil ukuran gorengannnya dari semula.
Hal tersebut dilakukan perempuan asal Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Blora agar tetap bertahan lantaran harga minyak goreng yang melambung tinggi.
"Saya kurangi ukuran atau porsinya,” ucap Susi yang berdagang di pinggir jalan Jepon, Kabupaten Blora, Sabtu (19/3/2022).
Diungkapkannya, keberadaan minyak goreng di pasaran juga langka.
Dirinya terkadang mendapat minyak curah, namun terkadang juga terpaksa memmeli yang nonsubsidi.
Susi mengaku dalam satu kali jualan bisa menghabiskan 4 liter minyak goreng.
"Meskipun harga mahal, harapannya barang tetap ada. Semoga cepat stabil," harapnya.
Sementara itu, Vina, salah satu pedagang minyak goreng di Pasar Jepon, mengaku dalam seminggu bisa dapat 100 karton.
Namun kini hanya 5 karton, dan sekali datang langsung habis.
Disinggung terkait pencabutan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng oleh pemerintah, dirinya mengaku sesuatu yang biasa.
"Biasa aja. Yang terpenting ketersediaan pasokan tetap ada agar pelanggan tidak kecewa," pungkasnya. (kim)