Gas Beracun Geo Dipa

Update Terkini Insiden Gas Beracun PAD 28 PT Geo Dipa Dieng, Riki Paparkan Kondisi para Korban

Update Terkini Insiden Gas Beracun PAD 28 PT Geo Dipa Dieng, Riki Paparkan Kondisi para Korban

Penulis: Khoirul Muzaki | Editor: Yayan Isro Roziki
Dok Warga
Screenshot video kiriman warga mengenai kondisi paska sumur bor di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa di kawasan Dieng, Kabupaten Banjarnegara, yang memunculkan gas beracun, yang telah digaris polisi, pada Sabtu (12/3/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, BANJARNEGARA - Empat korban kecelakaan kerja di Wellpad 28 b PT Geo Dipa Energi Dieng masih menjalani perawatan intensif di RSUD Wonosobo. 

Direktur Utama PT Geodipa Energi, Riki Firmandha Ibrahim mengungkapkan, kondisi korban sudah semakin membaik dibanding sebelumnya. 

Irfan yang merupakan H2S Engineer dari PT Fergaco, satu di antara korban, saat ini masih dalam pengawasan dokter dan dirawat intensif di ruang ICU RSUD. 

Baca juga: Situasi Dieng Pasca Insiden Gas Beracun Wellpad 28 Geodipa, Aktivitas Warga dan Wisatawan Normal

Baca juga: Sumur Bor Geo Dipa Dieng Keluarkan Gas Beracun, Ini Dia Pandangan Ahli Geologi Unsoed Purwokerto

Baca juga: Ledakan Sumur Geo Dipa Dieng Tewaskan 1 Pekerja, Puluhan Lainnya Dirawat, Begini Kata Kapolres

Korban lainnya, Sulthoni Amin, Rif Supt, pekerja PT Bormindo yang sebelumnya sempat tak sadarkan diri kini sudah sadar.

Ia bahkan sudah bisa diajak bicara, meski belum terlalu bisa merespon. 

Adapun Sutrisno, yang juga pekerja di PT Bormindo kondisi sudah membaik.

Ia sudah bisa buang air kecil, bisa diajak bicara dan merespon.

Pasien lainnya, Slamet dari perusahaan sama masih diobservasi di ruang perawatan.

Untuk pasien Slamet, kata  dia, bukan sakit karena paparan H2S, melainkan karena faktor lain, yakni kelelahan.

"Mungkin kelelahan karena sibuk evakuasi," katanya, Minggu (13/3/2022) 

Sementara empat korban lainnya kondisinya lebih baik dan sudah kembali rumah atau rawat jalan.

Mereka adalah Endang, yang merupakan H2S engineer dari PT Fergaco, Sutrisno yang juga H2S dari PT Fergaco, Edi dari PT Bormindo serta Matthew yang merupakan para medic dari PT Bormindo.

Seperti Slamet, Matthew ikut dibawa ke rumah sakit bukan karena paparan gas beracun, namun karena kelelahan fisik. 

Satu pekerja yang tewas atas nama Lilik Mursidi, yang merupakan tool pusher, dari PT Bormindo.

Ia diperkirakan meninggal dalam perjalanan ke Puskesmas. 

Riki mengatakan, semua pekerja yang menjadi korban telah diasuransikan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Selain klaim asuransi itu, kontraktor dalam hal ini PT Bormindo juga memberikan santunan dan pembiayaan yang tidak ditanggung oleh BPJS, serta santunan kematian. 

"PT Geo Dipa juga akan memberikan santunan," katanya.

Kata Kapolres Banjarnegara

Sebelumnya diberitakan, sebuah sumur bor pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa di kawasan Dieng, Kabupaten Banjarnegara, meledak dan menyemburkan gas beracun. 

Akibat peristiwa tersebut satu karyawan dikabarkan tewas.

Sementara, puluhan karyawan lainnya dilarikan ke rumah sakit diduga karena mengalami keracunan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, gas beracun muncul di lokasi pengeboran sumur PLTP Geo Dipa Dieng yang berada di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara.

Sampai berita ini dibuat, dikabarkan ada satu orang meninggal dunia dan sejumlah orang pekerja harus dilarikan ke rumah sakit akibat menghirup gas beracun. 

Belum bisa dipastikan berapa jumlah pekerja yang dirawat dan selamat.

Namun demikian Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, menuturkan pihaknya masih mengumpulkan data dan mengamankan lokasi kejadian. 

"Kami masih berada di lapangan untuk mengumpulkan data-data," katanya saat dihubungi. 

Untuk kondisi di lapangan sudah berangsur-angsur pulih dan telah digaris polisi di sekitar PLTP. 

Dalam sebuah video kiriman warga yang tersebar diketahui peristiwa ini terjadi sekira pukul 16.30 WIB.

Video terkait insiden gas beracun tersebut beredar di media sosial.

Lokasi insiden tersebut persisnya di Dukuh Pawuhan, Karang Tengah, Batur, Banjarnegara. 

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat beberapa orang dirawat di fasilitas kesehatan akibat insiden itu. 

Relawan RAPI Banjarnegara, Wanidi membenarkan kejadian itu.

Ia mengatakan, beberapa korban sempat dilarikan ke Puskesmas Batur dan Puskesmas Kejajar. 

"Yang meninggal satu orang," katanya.

Mereka menjadi korban karena berada di dekat tempat kejadian.

Korban meninggal diduga keracunan gas. 

Beberapa korban, menurut dia, kondisinya berangsur membaik seusai dirawat. 

Ia pun memastikan  kondisi sekitar lokasi kejadian cukup kondusif. 

"Ada yang dirawat di Batur dan Kejajar," katanya. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved