Berita Demak
Emak-emak Petani Geruduk Proyek Tol Semarang-Demak: Sejak Ada Proyek Ini Kami Gagal Panen
Emak-emak Petani Geruduk Proyek Tol Semarang-Demak: Sejak Ada Proyek Ini Kami Gagal Panen
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, DEMAK - Sejumlah emak-emak petani di Demak mendatangi lokasi proyek Tol Semarang-Demak yang berada di Desa Dukun, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Senin (7/3/2022) sore kemarin.
Emak-emak petani dan warga lain mengeluh mereka gagal panen lantaran terdampak pembangunan proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
Emak-emak petani pun menuntut pihak pelaksana PSN Tol Semarang-Demak mengganti kerugian gagal panen mereka.
Menurut warga, padi yang rusak tak bisa dipanen tersebut disebabkan oleh sawah yang terendam air selama beberapa pekan seusai dilanda hujan.
Mereka meyakini bahwa sawah yang berada di empat desa, yakni Desa Dukun, Desa Klitih, Desa Sampang dan Desa Kedunguter terendam air akibat drainase yang tak lancar dampak dari proyek tol.
“Sudah dua tahun terakhir sejak ada proyek tol saya tak dapat penghasilan, karena gagal panen."
"Padahal harus menghidupi anak-anak saya yang masih belajar."
"Saya tidak menolak tol, malah mendukung, tapi saya inginnya pemerintah menerhatikan jeritan hati kami para rakyat kecil,” ujar seorang petani, Siti Maftukhah (42) di lokasi proyek tol.
Sementara itu, pihak pelaksana Proyek Tol Semarang-Demak kemudian datang ke lokasi yang dimaksud warga untuk melihat kondisi sawah yang tergenang.
Humas Pembangunan Perumahan (PT PP) selaku pelaksana proyek infrastruktur 1 Tol Semarang-Demak, Robby Sumarna, mengatakan bahwa pihaknya akan menampung keluhan para warga dan memikirkan solusi selanjutnya.
“Terkait proyek tol, kita sudah sesuai dengan perencanaan lintas sektor."
"Terkait saluran-saluran yang kurang lebar atau saluran tertutup, kami dari proyek akan membantu menormalisasi," kata Robby.
Mekipun demikian, Robby masih akan mengkaji soal penyebab dari terendamnya sawah di sana.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat penyebab-penyebab lain yang menjadi faktor terendamnya sawah di sana.
“Itu kami harus kaji kembali, ya, karena kan yang namanya tidak bisa panen banyak faktor yang terjadi misalnya curah hujan termasuk banjir,” imbuhnya.
Terkait warga yang meminta ganti rugi, Robby membeberkan bahwa pihaknya sebelumnya telah mengganti kerugian sejumlah petani yang tidak bisa panen. (*)