TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Sekitar 5 persen dari total populasi ternak di Jawa Tengah (Jateng) terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkit hewan ternak di Jateng terus mewabah.
Bahkan dalam sehari terjadi penambahan kasus PMK mencapai 361 hewan ternak.
Baca juga: 25 Ekor Sapi di Blora Mati setelah Terpapar PMK, Bupati Arief Rohman Singgung Penutupan Pasar Pon
Baca juga: Jepara Belum Berstatus Bebas PMK Sejak 2022, DKPP: Per Hari Ini Ada Temuan 17 Kasus
Baca juga: Waspada! Wabah PMK Kembali Menyebar di Blora, Ratusan Ternak Sapi Terpapar, Ada yang Sampai Mati
Total hewan ternak yang terjangkit PMK di Jateng mencapai 5 persen dari jumlah populasi yang ada.
"Meski demikian kondisi tersebut mempengaruhi pasar hewan ternak, untuk itu berbagai upaya terus dilakukan," kata Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah, Hariyanta Nugraha, Kamis (9/1/2025).
Catatan Disnak Keswan Provinsi Jateng, jumlah kasus PMK pada 6 Januari mencapai 20.26 kasus.
Angka tersebut meningkat pada 7 Januari menjadi 2.387 kasus.
Hariyanta Nugraha merinci, dari 2.387 hewan ternak yang terjangkit PMK 56 ekor mati.
Sedangkan 20 ekor terpaksa dipotong dan 25 ekor hewan ternak sembuh.
Sementara 2.286 ekor sapi masih ditangani Disnak Keswan Provinsi Jateng.
"Sejak awal Januari 2025 PMK mewabah di 25 kabupaten kota di Jateng," terangnya, Kamis (9/1/2025).
Hariyanta juga merinci beberapa daerah dengan kasus PMK tinggi di Jateng.
Di mana Kabupaten Blora menjadi daerah tertinggi dengan 372 kasus PMK.
Ia mengatakan Blora juga menjadi sentra peternakan sapi di Jateng.
"Selain Blora ada beberapa wilayah dengan rata-rata 200 kasus PMK, seperti Sragen, Wonogiri, Grobogan dan Pati. Sementara wilaidengan 100 kasus ada di Batang dan sekitarnya," terangnya.